Jumat, 08 Desember 2017

TAFSIR TARBAWI

POTENSI KEPRIBADIAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah
TAFSIR TARBAWI
                                                                                                             
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoMTmwM3wxUqmL1KM9qstm9xiA1CaukEC5ivglRbmNJtCHdvpD


DisusunOleh : Kelompok 2
Alfadilatu Ahmad     2014.1839
                                                Dodi    saputra           2014.


Dosen Pembimbing :
Yelmi,  MA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT

2016 M/1437 H

PEMBAHASAN
Dalam konsep Islam manusia yang hidup dibekali dua macam potensi : pertama potensi jasad (raga). Kedua potensi roh. Konsep pendidikan islam bermuara pada upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi manusiawi tersebut dalam rangka mewujudkan manusia berkualitas rohani dan jasmani.[1]
Menurut Allport kepribadian adalah susunan yang dinamis dalam sistem psiko fisik (jasmani rohani) seorang (individu) yang menentukan prilaku dan pikirannya yang berciri khusus
Fadhil Djamaly menggambarkan kepribadian muslim sebagai muslim yang berbudaya, yang hidup bersama allah dalam tingkah laku hidupnya, dia hidup dalam lingkungan yang luas dan mampu menangkap makna yang meliputi : allah, alam dan manusia.[2]
A.      Akal dan Nafs
Kata akal sudah menjadi kata Indonesia, Kata akal berasal dari bahasa arab Al-‘aql. Kata itu dapat dimengerti, selain itu dalam al-qur’an terkadang kata akal diidentikkan dengan kata Lub jamaknya Albab. Sehingga kata Ulu Al bab dapat diartikan dengan orang-orang yang berakal.
Nafs adalah hasrat atau keinginan. Nafsu adalah termasuk salah satu potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia yang cenderung kepada hal-hal yang bersifat merusak, menyesatkan menyengsarakan dan menghinakan bagi orang yang mengikutinya.[3]

1.      Al-Anfal : 22

* ¨bÎ) §ŽŸ° Éb>!#ur£9$# yZÏã «!$# MÁ9$# ãNõ3ç6ø9$# šúïÏ%©!$# Ÿw tbqè=É)÷ètƒ ÇËËÈ  
22. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli[604] yang tidak mengerti apa-apapun.

[604] Maksudnya: manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran.
            TAFSIR
Ayat ini secara tidak lansung menyindir orang-orang mendengar tuntunan agama tetapi enggan mengamalkannya. Ia tidak lansung menunjukan mereka, atau menyebut sifat mereka tetapi sekedar mengingatkan bahwa sesungguhnya seburuk-seburuk binatang yakni makhluk bergerak disisi Allah SWT ialah yang tuli sehingga tidak dapat mendengar tuntunan lagi bisu sehingga tidak dapat bertanya dan yang tidak berakal yakni tidak dapat berpikir dan mengerti apapun.[4]

2.      Al Mulk : 10

(#qä9$s%ur öqs9 $¨Zä. ßìyJó¡nS ÷rr& ã@É)÷ètR $tB $¨Zä. þÎû É=»ptõ¾r& ÎŽÏè¡¡9$# ÇÊÉÈ  
10. dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
TAFSIR
Dan mereka mengatakan “ seandainya kami mempunyai akal dan memanfaatkannya, atau kami mempunyai telinga yang mendengarkan kebenaran yang diturunkan allah SWT, tentu kami tidak akan berada dalam kekafiran terhadap allah SWT dan tidak tertipu dengan kelezatan yang ada di dalamnya, ketika kami bergelimang di dunia, sehingga kami dipenuhi murka dan amarah tuhan kami, serta ditimpa siksanya yang pedih.
Mereka meniadakan pendengaran dan akal dari diri mereka sendiri, untuk melenyapkan keduanya yang bagaikan tiada mereka, karena mereka tidak dapat memanfaatkannya.
Ringkasnya mereka mengatakan seandainya kami mendengar ucapan dari pemberi peringatan itu dan menerimanya, karena ucapan itu tampak benar dan kami memikirkannya dengan pemikiran yang sadar serta mengamalkannya, tentulah kami tidak ada berada bersama golongan orang yang disiksa.
Tetapi, semuanya tidaklah mungkin. Pengakuan akan dosa dan penyesalan kami tidak lagi bermanfaat dan berguna, sebab semuanya telah berlalu dan telah ditentukan sebelumnya.[5]

3.      Al-Qiyamah : 2
Iwur ãNÅ¡ø%é& ħøÿ¨Z9$$Î/ ÏptB#§q¯=9$# ÇËÈ  
2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri)[1530].

[1530] Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
TAFSIR
Allah SWT bersumpah dengan hari kiamat dan kengeriannya yang besar, dan dengan nafsu yang menginginkan ketinggian, yaitu nafsu yang menyesali kejahatan, mengapa ia melakukannya dan menyesali kebaikan, mengapa ia tidak memperbanyaknya, karena nafsu itu tetap tidur meskipun ia bersungguh-sungguh dalam ketaatan, bahwa kamu sungguh akan dibangkitkan dan dihisab atas perbuatan yang kamu lakukan.[6]

4.      Al-Fajr : 27-30


$pkçJ­ƒr'¯»tƒ ß§øÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ   ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuŠÅÊ#u Zp¨ŠÅÊó£D ÇËÑÈ   Í?ä{÷Š$$sù Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ   Í?ä{÷Š$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ  
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam syurga-Ku.
TAFSIR
Ayat ini menjelaskan bahwa kehadapanya dan pahalanya serata apa yang telah diusahakan hambanya disurga yaitu didalam jiwanya yaitu jiwa yang ridha kepada allah dan diapun ridaha kepdanya serta menjadikannya selalu ridha dan masuk kedalam golongan jama’ah hamba-hambaku, yang disampaikan pada saat sakaratul maut dan pada hari kiamat kelak, sebagaimana para malaikat menyampaikan berita gembira pada orang-orang mukmin ketika sakaratul maut dan ketika bangkit dari kuburnya, maka demikian pula disini.

5.      Al-Syams : 7-10


<§øÿtRur $tBur $yg1§qy ÇÐÈ   $ygyJolù;r'sù $yduqègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ   ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ   ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ  
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
TAFSIR
Dari ayat diatas allah menganugerahkan kepada setiap manusia potensi jiwa kepada jalan kefasikan atau kepada jalan ketakwaan, serta memberikan gambaran akibat yang terjadi dari kedua jalan tersebut. Yakni bagi siapa yang mensucikan jiwanya (memilih jalan keatakwaan) maka syurga jaminannya, begitupun sebaliknya, jika manusia memilih jalan kefasikan maka akan dapat siksa akhirat berupa neraka yang menyala.[7]

ASPEK TARBAWI
1.      meski dengan memilki telinga, mata dan lisan, namun selama organ-organ yang berharga tersebut tidak dimanfaatkan dalam mencari dan menerima hakikat, maka tidak akan ada gunanya
2.      manusia yang bernilai adalah mereka yang pandai menggunakan akal mereka, sehingga dapat menggali ajaran lahir dengan benar, dan inilah sebenarnya yang disebut dengan kecerdasan.

B.            Qalb dan Ruh
1.      Al-Ma’idah : 41
* $ygƒr'¯»tƒ ãAqß§9$# Ÿw y7Râøts šúïÏ%©!$# tbqãã̍»|¡ç Îû ̍øÿä3ø9$# z`ÏB šúïÏ%©!$# (#þqä9$s% $¨YtB#uä óOÎgÏdºuqøùr'Î/ óOs9ur `ÏB÷sè? öNßgç/qè=è% ¡ šÆÏBur tûïÏ%©!$# (#rߊ$yd ¡ šcqã軣Jy É>Éx6ù=Ï9 šcqã軣Jy BQöqs)Ï9 tûï̍yz#uä óOs9 šqè?ù'tƒ ( tbqèùÌhptä zOÎ=s3ø9$# .`ÏB Ï÷èt/ ¾ÏmÏèÅÊ#uqtB ( tbqä9qà)tƒ ÷bÎ) óOçFÏ?ré& #x»yd çnräãsù bÎ)ur óO©9 çnöqs?÷sè? (#râx÷n$$sù 4 `tBur ϊ̍ムª!$# ¼çmtFt^÷FÏù `n=sù y7Î=ôJs? ¼çms9 šÆÏB «!$# $º«øx© 4 šÍ´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# óOs9 ϊ̍ムª!$# br& tÎdgsÜムóOßgt/qè=è% 4 öNçlm; Îû $u÷R9$# Ó÷Åz ( óOßgs9ur Îû ÍotÅzFy$# ëU#xtã ÒOŠÏàtã ÇÍÊÈ  
41. hari rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, Yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", Padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (orang-orang Yahudi itu) Amat suka mendengar (berita-berita) bohong[415] dan Amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu[416]; mereka merobah[417] perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, Maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini Maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, Maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

[415] Maksudnya Ialah: orang Yahudi Amat suka mendengar perkataan-perkataam pendeta mereka yang bohong, atau Amat suka mendengar perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w untuk disampaikan kepada pendeta-pendeta dan kawan-kawan mereka dengan cara yang tidak jujur.
[416] Maksudnya: mereka Amat suka mendengar perkataan-perkataan pemimpin-pemimpin mereka yang bohong yang belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. karena sangat benci kepada beliau, atau Amat suka mendengarkan perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w. untuk disampaikan secara tidak jujur kepada kawan-kawannya tersebut.
[417] Maksudnya: merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
TAFSIR
Janganlah kamu sedih hai rasul, melihat kelakuan orang-orang kafir itu, yang cepat-cepat memperlihatkan kekafiran dan menampakan permusuhannya terhadap orang mu’min, ketika mereka melihat ada kesempatan yang baik. Karena allah lah yang mencukupi kamu terhadap kejahatan mereka, dan melindungimu dari ancaman mereka, dan menolongmu atas mereka dan atas orang yang bergabung dan membantu mereka. Disinilah allah melarang bersedih hati, padahal sedih itu alami. Manusia tidak punya pilihan dalam hal ini. Hal itu maksudnya melarang melakukan hal-hal yang otomatis menyebabkan terjadinya kesedihan. Yang bisa dilakukan manusia dengan kehendaknya, seperti mengingat-ingat manusia dan membesar-besarkannya, yang dengan demikian kepedihan hati datang lagi, dan usaha untuk menghibur diripun makin panjang lagi.[8]
2.      Al-Hajj : 46
       óOn=sùr& (#r玍šo Îû ÇÚöF{$# tbqä3tGsù öNçlm; Ò>qè=è% tbqè=É)÷ètƒ !$pkÍ5 ÷rr& ×b#sŒ#uä tbqãèyJó¡o $pkÍ5 ( $pk¨XÎ*sù Ÿw yJ÷ès? ㍻|Áö/F{$# `Å3»s9ur yJ÷ès? Ü>qè=à)ø9$# ÓÉL©9$# Îû ÍrߐÁ9$# ÇÍÏÈ  
46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

TAFSIR
Dalam ayat-ayat terdahulu, allah menjelaskan bahwa kaum musyrikin telah mengusir kaum mu’minin dari kampung halaman mereka deangan cara yang tidak benar, dan bahwa dia memperkenakan kaum mu’min untuk memerangi kaum musyrikin, serta menjamin kemenangan atas mereka. Dalam ayat-ayat ini allah menyajikan penawar duka rasulullah SAW.
Dari penganiayaan dan pendustaan mereka terhadap beliau. Allah SWT menjelaskan bahwa pendustaan ini bukan suatu hal yang baru terjadi, banyak diantara umat-umat terdahulu telah mendustakan para rasul, sehingga mereka ditimpa bencana yang memberikan pelajaran kepada orang yang mau mengambil pelajaran dan ingat bencana yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri, baik diwaktu mereka bermukim maupun diwaktu mereka mengadakan perjalanan, baik diwaktu mereka pergi dipagi hari maupun diwaktu mereka pulang disore hari. Oleh sebab itu janganlah kamu bersedih hati atas penganiayaan yang kamu alami, dan bersabarlah karena kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.[9]
3.      Al-Isra’ : 84
            ö@è% @@à2 ã@yJ÷ètƒ 4n?tã ¾ÏmÏFn=Ï.$x© öNä3š/tsù ãNn=÷ær& ô`yJÎ/ uqèd 3y÷dr& WxÎ6y ÇÑÍÈ  
84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867] masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.
[867] Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.
TAFSIR
Setelah Allah SWT, menyebutkan tipu daya orang-orang kafir dan pengerahan mereka agar Rasul SAW terusir dari kampung halamannya, yang kemudian beliau dihibur oleh Allah SWT dengan cara yang khusus, maka beliau diperintah supaya mencurahkan perhatiannya kepada tuhan dengan melakukan ibadah kepadanya, supaya dia memberi pertolongan atas orang-orang kafir dan tidak perlu memperdulikan usaha mereka atau berpaling kepada mereka.[10]
4.      Al-Sajadah : 7-9
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ   ¢OèO Ÿ@yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ   ¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B šcrãà6ô±n@ ÇÒÈ  
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
9. kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

TAFSIR
Tuhan yang mengatur semua urusan itu adalah tuhan yang mengetahui semua yang ghaib dari mata kalian, yaitu berupa hal-hal yang tersimpan didalam kalbu dan terpendam didalam jiwa. Dia mengetahui bakal apa yang terjadi dan apa yang ada sekarang dan dari apa yang dapat disaksikan oleh mata dan dia maha keras pembalasannya terhadap orang-orang yang kafir kepadanya, yang menyekutukannya dengan selainnya dan yang mendustakan rasulnya, dan dia maha penyayang kepada orang-orang yang bertaubat kepadanya dari kesesatannya. Kemudian mereka kembali beriman kepadanya, dan kepada rasulnya, serta mengerjakan amal shaleh. Dan dia yang telah menciptakan dengan baik segala sesuatu serta merapikan dan menyempurnakannya, sedangkan kalian sedikit sekali yang bersyukur atas limpahan nikmat yang telah diberikan kepada kalian. Yang seharusnya kalian menggunakan hal tersebut untuk taat kepadanya dan mengerjakan amal-amal yang diridhai olehnya. [11]
5.      Al-Hijr : 29
#sŒÎ*sù ¼çmçF÷ƒ§qy àM÷xÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇËÒÈ  
29. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].
[796] Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.
TAFSIR
Ayat menunjukan kepada kemulian nabi adam as atas kebaikan unsur dan kesucian asalnya
            ASPEK TARBAWI
            Arah pergerakan hidup manusia secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu takwa dan jujur. Manusia diciptakan dalam keadaan positif dan dia dapat bergerak ke arah takwa, bila manusia berjalan lurus antara fitrah dan allah SWT, maka dapat menjadi takwa, bila tidak lurus antara fitrah dan allah SWT, maka ia akan berjalan dijalan yang sesat.












KESIMPULAN
Manusia menurut islam dilahirkan dengan potensi dan bakat yang dibawanya sejak lahir secara fitrah. Fitrah yang berarti manusia membawa sifat dasar kebaikan, keimanan dan potensi dasar tauhid yang kemudian menjadi perilakunya dikehidupan sehari-hari
Meski dengan memilki telinga, mata dan lisan, namun selama organ-organ yang berharga tersebut tidak dimanfaatkan dalam mencari dan menerima hakikat, maka tidak akan ada gunanya.
Manusia yang bernilai adalah mereka yang pandai menggunakan akal mereka, sehingga dapat menggali ajaran ilahi dengan  benar dan inilah yang sebenarnya disebut dengan kecerdasan.
Arah pergerakan hidup manusia secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu takwa dan jujur. Manusia diciptakan dalam keadaan positif dan dia dapat bergerak ke arah takwa, bila manusia berjalan lurus antara fitrah dan allah SWT, maka dapat menjadi takwa, bila tidak lurus antara fitrah dan allah SWT, maka ia akan berjalan dijalan yang sesat.











[1] Bashori muchsin , abdul wahid. Pendidikan Islam kontemporer, (Bandung : Refika Aditama. 2009), hlm. 47.
[2] Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia. 2002), hlm. 130-131
[3] Abuddin Nata. Tafsir Ayat  Pendidikan , (Jakarta : Raja Grafindo. 2002), hlm. 77.
[4]M Qurais Shihab. Tafsir Al Misbah : Pesan Kesan Dan Keserasian Al qur’an, (Jakarta : Lentera Hati . 2002), hlm. 407-408.
[5] Ahmad Musthafa. Tafsir Al Maraghy, (Semarang : Toha Putra. 1989), hlm. 16.
[6]Ibid., hlm. 77.
[7] Op.Cit., hlm. 298.
[8] Ibid., hlm.217
[9] Op.Cit.,hlm.203
[10] Ibid., hlm. 154-155.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar