POTENSI KEPRIBADIAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah
TAFSIR TARBAWI

DisusunOleh : Kelompok 2
Alfadilatu Ahmad 2014.1839
Dodi
saputra 2014.
Dosen Pembimbing
:
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU
AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT
2016
M/1437
H
PEMBAHASAN
Dalam
konsep Islam manusia yang hidup dibekali dua macam potensi : pertama potensi
jasad (raga). Kedua potensi roh. Konsep pendidikan islam bermuara pada upaya
sadar untuk mengembangkan potensi-potensi manusiawi tersebut dalam rangka
mewujudkan manusia berkualitas rohani dan jasmani.[1]
Menurut
Allport kepribadian adalah susunan yang dinamis dalam sistem psiko fisik
(jasmani rohani) seorang (individu) yang menentukan prilaku dan pikirannya yang
berciri khusus
Fadhil
Djamaly menggambarkan kepribadian muslim sebagai muslim yang berbudaya, yang
hidup bersama allah dalam tingkah laku hidupnya, dia hidup dalam lingkungan
yang luas dan mampu menangkap makna yang meliputi : allah, alam dan manusia.[2]
A. Akal dan Nafs
Kata
akal sudah menjadi kata Indonesia, Kata akal berasal dari bahasa arab Al-‘aql.
Kata itu dapat dimengerti, selain itu dalam al-qur’an terkadang kata akal
diidentikkan dengan kata Lub jamaknya Albab. Sehingga kata Ulu
Al bab dapat diartikan dengan orang-orang yang berakal.
Nafs
adalah hasrat atau keinginan. Nafsu adalah termasuk salah satu potensi rohaniah
yang terdapat dalam diri manusia yang cenderung kepada hal-hal yang bersifat
merusak, menyesatkan menyengsarakan dan menghinakan bagi orang yang
mengikutinya.[3]
1. Al-Anfal : 22
* ¨bÎ) §° Éb>!#ur£9$# yZÏã «!$# MÁ9$# ãNõ3ç6ø9$# úïÏ%©!$# w tbqè=É)÷èt ÇËËÈ
22. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada
sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli[604] yang tidak mengerti
apa-apapun.
[604] Maksudnya: manusia yang
paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau mendengar, menuturkan dan
memahami kebenaran.
TAFSIR
Ayat ini secara tidak lansung menyindir
orang-orang mendengar tuntunan agama tetapi enggan mengamalkannya. Ia tidak
lansung menunjukan mereka, atau menyebut sifat mereka tetapi sekedar
mengingatkan bahwa sesungguhnya seburuk-seburuk binatang yakni makhluk
bergerak disisi Allah SWT ialah yang tuli sehingga tidak dapat mendengar
tuntunan lagi bisu sehingga tidak dapat bertanya dan yang tidak berakal yakni
tidak dapat berpikir dan mengerti apapun.[4]
2. Al Mulk : 10
(#qä9$s%ur öqs9 $¨Zä. ßìyJó¡nS ÷rr& ã@É)÷ètR $tB $¨Zä. þÎû É=»ptõ¾r& ÎÏè¡¡9$# ÇÊÉÈ
10. dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala".
TAFSIR
Dan mereka mengatakan “ seandainya kami
mempunyai akal dan memanfaatkannya, atau kami mempunyai telinga yang
mendengarkan kebenaran yang diturunkan allah SWT, tentu kami tidak akan berada
dalam kekafiran terhadap allah SWT dan tidak tertipu dengan kelezatan yang ada
di dalamnya, ketika kami bergelimang di dunia, sehingga kami dipenuhi murka dan
amarah tuhan kami, serta ditimpa siksanya yang pedih.
Mereka meniadakan pendengaran dan akal
dari diri mereka sendiri, untuk melenyapkan keduanya yang bagaikan tiada
mereka, karena mereka tidak dapat memanfaatkannya.
Ringkasnya mereka mengatakan seandainya
kami mendengar ucapan dari pemberi peringatan itu dan menerimanya, karena
ucapan itu tampak benar dan kami memikirkannya dengan pemikiran yang sadar
serta mengamalkannya, tentulah kami tidak ada berada bersama golongan orang
yang disiksa.
Tetapi, semuanya tidaklah mungkin.
Pengakuan akan dosa dan penyesalan kami tidak lagi bermanfaat dan berguna,
sebab semuanya telah berlalu dan telah ditentukan sebelumnya.[5]
3. Al-Qiyamah : 2
Iwur ãNÅ¡ø%é& ħøÿ¨Z9$$Î/ ÏptB#§q¯=9$# ÇËÈ
2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya
sendiri)[1530].
[1530] Maksudnya: bila ia berbuat
kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau
ia berbuat kejahatan.
TAFSIR
Allah SWT bersumpah dengan hari kiamat
dan kengeriannya yang besar, dan dengan nafsu yang menginginkan ketinggian,
yaitu nafsu yang menyesali kejahatan, mengapa ia melakukannya dan menyesali
kebaikan, mengapa ia tidak memperbanyaknya, karena nafsu itu tetap tidur
meskipun ia bersungguh-sungguh dalam ketaatan, bahwa kamu sungguh akan
dibangkitkan dan dihisab atas perbuatan yang kamu lakukan.[6]
4. Al-Fajr : 27-30
$pkçJr'¯»t ß§øÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuÅÊ#u Zp¨ÅÊó£D ÇËÑÈ Í?ä{÷$$sù Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ Í?ä{÷$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke
dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam
syurga-Ku.
TAFSIR
Ayat ini menjelaskan bahwa kehadapanya
dan pahalanya serata apa yang telah diusahakan hambanya disurga yaitu didalam
jiwanya yaitu jiwa yang ridha kepada allah dan diapun ridaha kepdanya serta
menjadikannya selalu ridha dan masuk kedalam golongan jama’ah hamba-hambaku,
yang disampaikan pada saat sakaratul maut dan pada hari kiamat kelak,
sebagaimana para malaikat menyampaikan berita gembira pada orang-orang mukmin
ketika sakaratul maut dan ketika bangkit dari kuburnya, maka demikian pula
disini.
5. Al-Syams : 7-10
<§øÿtRur $tBur $yg1§qy ÇÐÈ $ygyJolù;r'sù $yduqègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢y ÇÊÉÈ
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya.
TAFSIR
Dari ayat diatas allah menganugerahkan
kepada setiap manusia potensi jiwa kepada jalan kefasikan atau kepada jalan
ketakwaan, serta memberikan gambaran akibat yang terjadi dari kedua jalan
tersebut. Yakni bagi siapa yang mensucikan jiwanya (memilih jalan keatakwaan)
maka syurga jaminannya, begitupun sebaliknya, jika manusia memilih jalan
kefasikan maka akan dapat siksa akhirat berupa neraka yang menyala.[7]
ASPEK
TARBAWI
1. meski
dengan memilki telinga, mata dan lisan, namun selama organ-organ yang berharga
tersebut tidak dimanfaatkan dalam mencari dan menerima hakikat, maka tidak akan
ada gunanya
2. manusia
yang bernilai adalah mereka yang pandai menggunakan akal mereka, sehingga dapat
menggali ajaran lahir dengan benar, dan inilah sebenarnya yang disebut dengan
kecerdasan.
B.
Qalb
dan Ruh
1. Al-Ma’idah : 41
* $ygr'¯»t ãAqß§9$# w y7Râøts úïÏ%©!$# tbqããÌ»|¡ç Îû Ìøÿä3ø9$# z`ÏB úïÏ%©!$# (#þqä9$s% $¨YtB#uä óOÎgÏdºuqøùr'Î/ óOs9ur `ÏB÷sè? öNßgç/qè=è% ¡ ÆÏBur tûïÏ%©!$# (#rß$yd ¡ cqã軣Jy É>Éx6ù=Ï9 cqã軣Jy BQöqs)Ï9 tûïÌyz#uä óOs9 qè?ù't ( tbqèùÌhptä zOÎ=s3ø9$# .`ÏB Ï÷èt/ ¾ÏmÏèÅÊ#uqtB ( tbqä9qà)t ÷bÎ) óOçFÏ?ré& #x»yd çnräãsù bÎ)ur óO©9 çnöqs?÷sè? (#râx÷n$$sù 4 `tBur ÏÌã ª!$# ¼çmtFt^÷FÏù `n=sù y7Î=ôJs? ¼çms9 ÆÏB «!$# $º«øx© 4 Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# óOs9 ÏÌã ª!$# br& tÎdgsÜã óOßgt/qè=è% 4 öNçlm; Îû $u÷R9$# Ó÷Åz ( óOßgs9ur Îû ÍotÅzFy$# ëU#xtã ÒOÏàtã ÇÍÊÈ
41. hari rasul,
janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) kekafirannya, Yaitu diantara orang-orang yang mengatakan
dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", Padahal hati mereka belum
beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (orang-orang Yahudi itu) Amat
suka mendengar (berita-berita) bohong[415] dan Amat suka mendengar
perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu[416]; mereka
merobah[417] perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka
mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka)
kepada kamu, Maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini Maka
hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, Maka
sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada
Allah. mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati
mereka. mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar.
[415]
Maksudnya Ialah: orang Yahudi Amat suka mendengar perkataan-perkataam pendeta
mereka yang bohong, atau Amat suka mendengar perkataan-perkataan Nabi Muhammad
s.a.w untuk disampaikan kepada pendeta-pendeta dan kawan-kawan mereka dengan
cara yang tidak jujur.
[416]
Maksudnya: mereka Amat suka mendengar perkataan-perkataan pemimpin-pemimpin
mereka yang bohong yang belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. karena
sangat benci kepada beliau, atau Amat suka mendengarkan perkataan-perkataan
Nabi Muhammad s.a.w. untuk disampaikan secara tidak jujur kepada kawan-kawannya
tersebut.
[417]
Maksudnya: merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
TAFSIR
Janganlah kamu sedih hai rasul, melihat
kelakuan orang-orang kafir itu, yang cepat-cepat memperlihatkan kekafiran dan
menampakan permusuhannya terhadap orang mu’min, ketika mereka melihat ada
kesempatan yang baik. Karena allah lah yang mencukupi kamu terhadap kejahatan
mereka, dan melindungimu dari ancaman mereka, dan menolongmu atas mereka dan
atas orang yang bergabung dan membantu mereka. Disinilah allah melarang
bersedih hati, padahal sedih itu alami. Manusia tidak punya pilihan dalam hal
ini. Hal itu maksudnya melarang melakukan hal-hal yang otomatis menyebabkan
terjadinya kesedihan. Yang bisa dilakukan manusia dengan kehendaknya, seperti
mengingat-ingat manusia dan membesar-besarkannya, yang dengan demikian
kepedihan hati datang lagi, dan usaha untuk menghibur diripun makin panjang
lagi.[8]
2. Al-Hajj : 46
óOn=sùr& (#rçÅ¡o Îû ÇÚöF{$# tbqä3tGsù öNçlm; Ò>qè=è% tbqè=É)÷èt !$pkÍ5 ÷rr& ×b#s#uä tbqãèyJó¡o $pkÍ5 ( $pk¨XÎ*sù w yJ÷ès? ã»|Áö/F{$# `Å3»s9ur yJ÷ès? Ü>qè=à)ø9$# ÓÉL©9$# Îû ÍrßÁ9$# ÇÍÏÈ
46. Maka Apakah
mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada.
TAFSIR
Dalam ayat-ayat terdahulu, allah
menjelaskan bahwa kaum musyrikin telah mengusir kaum mu’minin dari kampung
halaman mereka deangan cara yang tidak benar, dan bahwa dia memperkenakan kaum
mu’min untuk memerangi kaum musyrikin, serta menjamin kemenangan atas mereka.
Dalam ayat-ayat ini allah menyajikan penawar duka rasulullah SAW.
Dari penganiayaan dan pendustaan mereka
terhadap beliau. Allah SWT menjelaskan bahwa pendustaan ini bukan suatu hal yang
baru terjadi, banyak diantara umat-umat terdahulu telah mendustakan para rasul,
sehingga mereka ditimpa bencana yang memberikan pelajaran kepada orang yang mau
mengambil pelajaran dan ingat bencana yang mereka saksikan dengan mata kepala
mereka sendiri, baik diwaktu mereka bermukim maupun diwaktu mereka mengadakan
perjalanan, baik diwaktu mereka pergi dipagi hari maupun diwaktu mereka pulang
disore hari. Oleh sebab itu janganlah kamu bersedih hati atas penganiayaan yang
kamu alami, dan bersabarlah karena kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang
yang bertakwa.[9]
3. Al-Isra’ : 84
ö@è% @@à2 ã@yJ÷èt 4n?tã ¾ÏmÏFn=Ï.$x© öNä3/tsù ãNn=÷ær& ô`yJÎ/ uqèd 3y÷dr& WxÎ6y ÇÑÍÈ
84. Katakanlah:
"Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867] masing-masing". Maka
Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.
[867]
Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam
sekitarnya.
TAFSIR
Setelah Allah SWT, menyebutkan tipu daya
orang-orang kafir dan pengerahan mereka agar Rasul SAW terusir dari kampung
halamannya, yang kemudian beliau dihibur oleh Allah SWT dengan cara yang
khusus, maka beliau diperintah supaya mencurahkan perhatiannya kepada tuhan
dengan melakukan ibadah kepadanya, supaya dia memberi pertolongan atas
orang-orang kafir dan tidak perlu memperdulikan usaha mereka atau berpaling
kepada mereka.[10]
4. Al-Sajadah : 7-9
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ ¢OèO @yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ ¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B crãà6ô±n@ ÇÒÈ
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
8. kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
9. kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur.
TAFSIR
Tuhan yang mengatur semua urusan itu
adalah tuhan yang mengetahui semua yang ghaib dari mata kalian, yaitu berupa
hal-hal yang tersimpan didalam kalbu dan terpendam didalam jiwa. Dia mengetahui
bakal apa yang terjadi dan apa yang ada sekarang dan dari apa yang dapat
disaksikan oleh mata dan dia maha keras pembalasannya terhadap orang-orang yang
kafir kepadanya, yang menyekutukannya dengan selainnya dan yang mendustakan
rasulnya, dan dia maha penyayang kepada orang-orang yang bertaubat kepadanya
dari kesesatannya. Kemudian mereka kembali beriman kepadanya, dan kepada
rasulnya, serta mengerjakan amal shaleh. Dan dia yang telah menciptakan dengan
baik segala sesuatu serta merapikan dan menyempurnakannya, sedangkan kalian
sedikit sekali yang bersyukur atas limpahan nikmat yang telah diberikan kepada
kalian. Yang seharusnya kalian menggunakan hal tersebut untuk taat kepadanya
dan mengerjakan amal-amal yang diridhai olehnya. [11]
5. Al-Hijr : 29
#sÎ*sù ¼çmçF÷§qy àM÷xÿtRur ÏmÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇËÒÈ
29. Maka apabila
aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].
[796]
Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.
TAFSIR
Ayat menunjukan kepada kemulian nabi
adam as atas kebaikan unsur dan kesucian asalnya
ASPEK TARBAWI
Arah pergerakan
hidup manusia secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu takwa dan jujur.
Manusia diciptakan dalam keadaan positif dan dia dapat bergerak ke arah takwa,
bila manusia berjalan lurus antara fitrah dan allah SWT, maka dapat menjadi
takwa, bila tidak lurus antara fitrah dan allah SWT, maka ia akan berjalan
dijalan yang sesat.
KESIMPULAN
Manusia menurut islam dilahirkan dengan
potensi dan bakat yang dibawanya sejak lahir secara fitrah. Fitrah yang berarti
manusia membawa sifat dasar kebaikan, keimanan dan potensi dasar tauhid yang
kemudian menjadi perilakunya dikehidupan sehari-hari
Meski dengan memilki telinga, mata dan
lisan, namun selama organ-organ yang berharga tersebut tidak dimanfaatkan dalam
mencari dan menerima hakikat, maka tidak akan ada gunanya.
Manusia yang bernilai adalah mereka yang
pandai menggunakan akal mereka, sehingga dapat menggali ajaran ilahi
dengan benar dan inilah yang sebenarnya
disebut dengan kecerdasan.
Arah pergerakan hidup manusia secara
garis besar dibagi menjadi dua yaitu takwa dan jujur. Manusia diciptakan dalam
keadaan positif dan dia dapat bergerak ke arah takwa, bila manusia berjalan
lurus antara fitrah dan allah SWT, maka dapat menjadi takwa, bila tidak lurus
antara fitrah dan allah SWT, maka ia akan berjalan dijalan yang sesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar