Kamis, 07 Desember 2017

FILSAFAT UMUM

RELEVANSI FILSAFAT, SAINS DAN AGAMA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah PAI B
FILSAFAT UMUM
                                                                                                             
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoMTmwM3wxUqmL1KM9qstm9xiA1CaukEC5ivglRbmNJtCHdvpD


Disusun Oleh : Kelompok 2
Alfadilatu Ahmad     2014.1839
                                                Syakri Hamdani        2012.1664


Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Sirajuddin  Zar, MA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT

2015 M/1436 H

PENDAHULUAN



Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna. Yakni  di lengkapi dengan  akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran inilah manusia mendapat ilmu. Akal dan pikiran memproses setiap pengetahuan yang di serap oleh indra-indra yang di miliki manusia.

Dengan ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dengan manusia. karena manusia adalah obyek dari itu, dikatakan terkait karena manusia adalah yang mempunyai tiga unsur tersebut, tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran, rasa, serta keyakinan (keimanan) untuk mencapai tujuan hidup yang bahagia.

Ada yang mengatakan bahwa antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama memiliki hubungan.  Baik filsafat, ilmu pengetahuan dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab.


Dalam hal ini pemakalah akan berusaha mencoba untuk menjelaskan permasalahan mengenai :

a.       Pengertian Filsafat
b.      Pengertian Sains
c.       Pengertian Agama
d.      Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Sains dan Agama
e.       Relevansi Filsafat, Sains dan Agama





















PEMBAHASAN

A.    Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”[1]
                       
Munurut Kamus Besar Bahasa Indonesia filsafat adalah pengetahuan dan menyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.     

Pendapat para ahli tentang filsafat:

1.      Menurut al-Farabi. Filsafat adalah.ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada.[2]

2.      Menurut Plato adalah.filsafat tidaklah lain dari pada pengetahuan tentang segala yang ada ketka itu. Dan untuk menjadi filosof orang harus menguasai semua pengetahun yang ada dan juga pengertian  Plato tentang filsafat.karna yang di tuntut dari seseorang yang menjadi filosof,hanyalah ia harus ahli atau spesialis dalam salah satu arunting atau subranting ilmu.baru tersedia kemungkinan baginya untuk berfilsafat.

3.      Menurut Cicero filsafat adalah.pengetahuan tentang ilmu tinggi-tinggi saja dan jalan untuk mencapai ilmu tersebut.

4.      Menurut Kant filsafat adalah Pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.

5.      Menurut Al-Kindi sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat islam yang memberikan pengertian filsafat di kalangan umat islam,membagi filsafat itu dalam tiga llmu:
a. ilmu fisika.(ilm-t-thibyyat)  merupakan tinggakatan rendah.
b. ilmu matematika(al-ilm-ur-riyadhi) tingkatan tengah.
c. ilmu ketuhanan(ilm-ur-rubuubyyah) tingkatan tertinggi.[3]



Jadi dapat kita rumuskan bahwa berfilsafat ialah Mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran,tentang segala sesuatu yang di permasalakan,dengan berfikr secara radikal,sistematis dan universal.[4]

                       
B.     Pengertian Sains

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. menurut istilah sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek -aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui metode-metode saintifik yang terbakukan. ruang lingkup sains terbatas pada pada hal - hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan dan pengecapan).

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar.[5]

Sedangkan secara terminologi.akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahun. Menurut Sidi Gazalba. pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari uasaha manusia untuk tahu.

Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara lansung dari kesadarannya sendiri.

Dalam Ensiklopedia Indonesia. Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang ada, masing-masing mengenai pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentun hingga menjadi satu.[6]

Jenis pengetahuan:

1.      Pengetahuan biasa.
2.      Pengetahuan ilmu
3.      Pengetahuan filsafat
4.      Pengetahuan agama[7]


Struktur sains dalam garis besarnya sains dibagi dua yaitu sains kealaman dan sains sosial.

1.      Sains kealaman
a.       Astronomi
b.      Fisika
c.       Kimia
d.      Ilmu bumi
e.       Ilmu hayat


2.      Sains sosial
a.       Sosiologi
b.      Antropologi
c.       Psikologi
d.      Ekonomi
e.       Politik[8]



C.    Pengertian Agama

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.[9]

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Dulu Adam dan Hawa berada di surga, demikian menurut Islam dan beberapa agama lain. Lalu Tuhan menginginkan mereka hidup di dunia untuk sementara. Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa : berangkatlah kalian ke dunia. Timbul kekhawatiran, bagaimana caranya hidup didunia itu ? Tuhan memberikan jaminan : nanti kalau Adam dan Hawa sudah sampai di dunia, Tuhan akan mengirimkan petunjuk. Isi petujuk itu ialah tentang cara hidup di dunia atau peraturan tentang cara hidup di dunia inilah yang disebut agama.

Berdasarkan berbagai bahan bacaan kita mengetahui bahwa definisi agama banyak sekali. Dari sekian banyak definisi itu agaknya dapat dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama ialah definisi agama yang menekankan dari segi rasa iman atau kepercayaan, yang kedua menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara hidup. Kombinasi kedua-duanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai tentang agama. Agama ialah sistem kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga agama ialah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.[10]



Baik ilmu, filsafat maupun agama bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan satu hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenarantentang alam dan manusia Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri kebenaran, baik tentang alam, manusia dan Tuhan. Demikian pula dengan agama, dengan karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia tentang alam, manusia dan Tuhan.[11]

Walau demikian baik ilmu, filsafat, maupun agama juga mempunyai hubungan lain. Yaitu ketiganya dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada manusia. Karena setiap masalah yang di hadapi hadapi oleh manusia sangat bermcam-macam. Ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan agama seperti contohnya cara kerja mesin yang dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan.


D.    Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Sains dan Agama

1.      Filsafat dan sains

Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal ini bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofi spekulatif dan berfikir empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat pendidikan tradisional, adalah bahwa filsafat menetukan tujuan dan science manentukan alat sarana untuk hidup.

Untuk lebih jelas dan untuk lebih mengetahui tentang perbandingan antara filsafat dan sains, maka di bawah ini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan antara keduanya, yaitu :

Persamaan :

a)      Keduanya mencari kerumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
b)      Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab akibatnya.
c)      Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
d)     Keduanya mempunyai metode dan system.
e)      Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (obyektifitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.


·                       Perbedaan :

a)      obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak sedangkan kajian filsafat tidak terkokta-kotak dalam disiplin tertentu. Obyek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat fregmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu ada itu secara luas, mendalam dan mendasar, sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat teknik yang berarti bahwa cara-cara ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjol daya spekulasi,kritis,dan pengawasan,sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan tital dan error. oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis,sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
b)      Filsafat menberikan penjelasan yang terakhir,mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
c)      Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dah lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.[12]

2.      Filsafat dan agama

Terdapat beberapa asumsi terkait dengan jalinan filsafat dengan agama. Asumsi tersebu didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk social. Saifullah memberikan ikhtisar dalam bagan yang lebih terperinci mengenai perbandingan jalinan agama dan filsafat.

Filsafat

a)      Filsafat berarti berpikir, jadi yang penting ialah ia dapat berpikir.
b)      Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk memahami.
c)      C.S. Lewis membedakan enjoyment dan contemplation, misalnya laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut enjoyment, sedangkan memikirkan rasa cintanya disebut contemplation, yaitu pikiran si pecinta tentang rasa cintanya itu.
d)     Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang.
e)      Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih dan dapat dilihat dasarnya.
f)       Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak.
g)      Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering mengeruhkan pikiran pemeluknya.
h)      Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan argumen, walaupun argumenya sendiri.
i)        Filsafat adalah pengetahuan tentang non empirik dan nonekspirmental diperoleh manusia melalui usaha.

Agama

a)      Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu.
b)      Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan.
c)      Agama dapat dikiaskan dengan enjoyment atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian dedication atau contentment.
d)     Agama banyak berhubungan dengan hati.
e)      Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan dengan gemuruhnya.
f)       Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dn mengabdikan diri.
g)      Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
h)      Filsafat penting dalam mempelajari agama.
i)        Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal kehidupan manusia dengan lingkungannya.[13]


3.      Sains dan agama

Sains dan agama merupakan dua hal yang berbeda, namun tidak menutup kemungkinan kedua hal ini memiliki persamaan. Sains berusaha untuk mengungkap rahasia alam sehingga kita lebih mengenalnya, dan dari pengenalan ini kita berharap bisa memanfaatkan alam untuk kepentingan dan hidup manusia. Sedangkan agama muncul karena spirit pengabdian kepada Tuhan. Melalui pengabdian itulah manusia melakukan berbagai ritual, perintah dan larangan sesuai dengan firman Tuhan melalui kitab sucinya. Perintah dan larangan Tuhan tentu saja mencakup segala hal yang berhubungan dengan manusia itu sendiri. Baik dengan Tuhan maupun semua makhluk ciptaannya termasuk alam semesta ini. Jadi pada dasarnya, Tuhan juga memerintahkan manusia untuk bersains. Di dalam al-Qur’an telah dicantumkan setidaknya 750 ayat yang berdimensi sains.

Kebenaran sains yang diakui adalah sesuatu yang sudah terbukti oleh panca indera manusia. Jadi kebenaran sains itu hanya terbatas pada pengetahuan manusia, oleh karena itu sains rentan dengan perubahan dan sangat labil. Karena manusia dan percobaan merupakan hakim yang memutuskan semua perkara dalam sains. Sedangkan kebenaran yang terdapat di dalam agama murni versi Tuhan yang disampaikan melalui kitab suci. Walaupun berbeda aliran/madzhab, namun semua sepakat bahwa kebenaran yang dibawa agama mutlak dan tetap sampai akhir zaman.

Persamaan Sains dan Agama

a.       Sains dan Agama mempunyai beberapa persamaan, diantaranya :
b.      Keduanya merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektifitas) atau bentuk pengetahuan.
c.       Dalam mencari bentuk kebenaran tersebut masing-masing mempunyai metode, sistem dan mengolah obyeknya hingga tuntas.
d.      Sains bertujuan mencari kebenaran tentang mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam), dan eksistensi Tuhan atau Allah. Dan agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia di dunia akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak itu. Baik itu mengenai manusia alam maupun Tuhan atau Allah itu sendiri.

Sains dan Agama juga mempunyai perbedaan, diantaranya :

a.       Sumber kebenaran sains itu berasal dari manusia itu sendiri dalam arti pikiran, pengalaman, dan intuisinya. Sedangkan sumber kebenaran agama adalah dari Allah, karena itu bersifat vertikal transdental.
b.      Pendekatan kebenaran sains dengan jalan riset pengalaman dan percobaan sebagai tolok ukurnya. Sedangkan pendekatan kebenaran agama dengan berpaling kepada wahyu Allah yang dikodifikasikan dalam kitab suci.
c.       Sifat kebenaran sains adalah positif (sampai saat ini) dan nisbi (relatif). Sedangkan sifat kebenaran agama adalah mutlak (absolut), karena bersumber dari Dzat Yang Maha Benar yaitu Allah.
d.      Tujuan sains hanyalah bersifat teoritis dan umumnya pengalamannya untuk tujuan ekonomi praktis atau untuk kenikmatan jasmani manusia. Sedangkan tujuan agama adalah kedamaian, keridhoan, keselamatan dalam islam istilahnya “salam” seperti ucapan Allah pada ahli surga di akhirat.[14]

Ilmu pengetahuan,agama dan filsafat itu mempunyai sisi persamaan dan perbedaan,  yaitu sebagai berikut:

a.      Persamaan

1)      Ketiganya merupakan sumber atau wadah kebenaran dan juga termasuk bentuk pengetahuan.
2)      Ketiganya mempunyai metode dan sistem untuk mencari kebenaran tentang sesuatu.
3)      Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasarat manusia akan pengetahuan yang mendasar.
4)      Ketiganya memberi penjelasan tentang kejadian-kejadian yang dialami manusia dan mencoba menunjukan sebab-akibatnya.


b.      Perbedaan

1)      Sumber kebenaran pengetahuan dan filsafat adalah sama,keduanya dari akal pikiran manusia baik menurut pengalaman dan intuisi,sedangkan kebenaran agama adalah dari Allah
2)      Pendekatan kebenaran ilmu pengetahuan yaitu dengan jalan riset,pengalaman,dan percobaan sebagai tolak ukur,sedangkan filsafat kebenaranya yaitu dengan jalan perenungan dari akal manusia secara sistematis tanpa pertolongan Allah. adapun kebenaran agama itu dengan jalan melihat dari wahyu Allah.
3)      Filsafat didahului oleh keraguan,ilmu didahului oleh keingintahuan sedangkan agama diawali dengan keyakinan.
4)      Tujuan ilmu pengetahuan itu hanya bersifat teoritis, demi ilmu pengetahuan dan umunya hanya untuk tujuan ekonomi yang  praktis, tujuan filsafat adalah kecintaan kepada pengetahuan yang bijaksana dengan hasil kepuasan hati dan ketenangan jiwa yang sedalam-dalamnya sedangkan tujuan agama adalah untuk kedamaian.kesejahteraan,keselamatan manusia kepada Allahlah.[15]


E.     Relevansi Filsafat, Sains dan Agama

Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat begerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran, perasaan, dan keyakinan, sehingga dengan hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagian bagi dirinya.

Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan. Akan tetapi, ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong dan dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri manusia.[16]


           






KESIMPULAN



A.    Pengertian Filsafat

Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran,tentang segala sesuatu yang di permasalakan,dengan berfikr secara radikal,sistematis dan universal.


B.     Pengertian Sains

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. menurut istilah sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek -aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui metode-metode saintifik yang terbakukan. ruang lingkup sains terbatas pada pada hal - hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan dan pengecapan).


C.     Pengertian Agama
Agama ialah sistem kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga agama ialah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.



Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat begerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran, perasaan, dan keyakinan, sehingga dengan hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagian bagi dirinya.

Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan. Akan tetapi, ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong dan dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri manusia.











DAFTAR KEPUSTAKAAN


Achmadi, asmoro, 2009,Filsafat Umum, Jakarta, Rajawali Pers

Tafsir, ahmad,2009.Filsafat Umum, Bandung, Remaja Rosda Karya

Bakhtiar,amsal.2007.Filsafat Ilmu, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Gazalba, sidi.1992.Sistematika Filsafat, Jakarta, Bulan Bintang

Salam, burhanuddin.2009.Pengantar Filsafat, Jakarta, Bumi Aksara

http://gueem.wordpress.com/hubungan-antara-ilmu-filsafat-dan-agama/. [5 oktober2015 ]

                http://id.wikipedia.org/wiki/Agama (18 oktober 2015)

Endang Saifuddin Anshari, 1979. Ilmu, Filsafat, dan Agama, Jakarta, Bulan Bintang

http://islam-saintis.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-sains.html (18 Oktober 2015)





[1]Asmoro achmadi , Filsafat Umum, (Jakarta  :Rajawali Pers, 2009), hal.1
[2]Ibid.hal.2-3
[3]Sidi gazalba, Sistematika  Filsafat, (Jakarta  :Bulan Bintang, 1992), hal.16-20
[4]Ibid.hal.24
[5] http://islam-saintis.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-sains.html (18 Oktober 2015)
[6]Burhanuddin salam, Pengantar  Filsafat, (Jakarta  :Bumi Aksara, 2009), hal.8
[7]Amsal bachtiar , Filsafat Ilmu, (Jakarta  :Raja Grafindo Persada, 2007), hal.85-88
[8]Ibid.hal.25-26
[10]Ahmad tafsir, Filsafat Umum, (Bandung  :Remaja Rosda Karya, 2009), hal.8-9
[11] Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 15
[15]http://gueem.wordpress.com/hubungan-antara-ilmu-filsafat-dan-agama/. [5 oktober 2015 ]
[16]Asmoro achmadi , Filsafat Umum, (Jakarta  :Rajawali Pers, 2009), hal.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar