RELEVANSI FILSAFAT, SAINS DAN AGAMA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah PAI B
FILSAFAT UMUM

Disusun Oleh : Kelompok 2
Alfadilatu Ahmad 2014.1839
Syakri
Hamdani 2012.1664
Dosen Pembimbing
:
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU
AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT
2015 M/1436 H
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Yang
Maha Kuasa
dengan sempurna. Yakni di lengkapi dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran
inilah manusia mendapat ilmu. Akal dan pikiran memproses setiap pengetahuan
yang di serap oleh indra-indra yang di miliki manusia.
Dengan ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama mempunyai
hubungan yang terkait dengan manusia. karena manusia adalah obyek dari itu,
dikatakan terkait karena manusia adalah yang mempunyai tiga unsur tersebut,
tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran, rasa, serta keyakinan
(keimanan) untuk mencapai tujuan hidup yang bahagia.
Ada yang mengatakan bahwa antara filsafat, ilmu pengetahuan
dan agama memiliki hubungan. Baik filsafat, ilmu pengetahuan dan agama
mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari
sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah
menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan
saja, tanpa sebab.
Dalam hal ini pemakalah akan berusaha mencoba untuk
menjelaskan permasalahan mengenai :
a.
Pengertian
Filsafat
b.
Pengertian
Sains
c.
Pengertian
Agama
d.
Persamaan
dan Perbedaan Filsafat, Sains dan Agama
e.
Relevansi Filsafat, Sains dan Agama
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
Kata filsafat
berasal dari kata Yunani filosofia,
yang berasal dari kata kerja filosofein
yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata
yunani philosophis yang berasal dari
kata kerja philein yang berarti
mencintai, atau philia yang berarti
cinta, dan sophia yang berarti
kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”[1]
Munurut Kamus Besar Bahasa Indonesia filsafat adalah
pengetahuan dan menyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumnya.
Pendapat para ahli tentang filsafat:
1.
Menurut al-Farabi. Filsafat adalah.ilmu yang
menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada.[2]
2.
Menurut Plato adalah.filsafat tidaklah lain dari
pada pengetahuan tentang segala yang ada ketka itu. Dan untuk menjadi filosof
orang harus menguasai semua pengetahun yang ada dan juga pengertian Plato tentang filsafat.karna yang di tuntut
dari seseorang yang menjadi filosof,hanyalah ia harus ahli atau spesialis dalam
salah satu arunting atau subranting ilmu.baru tersedia kemungkinan baginya
untuk berfilsafat.
3.
Menurut Cicero
filsafat adalah.pengetahuan tentang ilmu tinggi-tinggi saja dan jalan
untuk mencapai ilmu tersebut.
4.
Menurut Kant filsafat
adalah Pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.
5.
Menurut Al-Kindi
sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat islam yang memberikan
pengertian filsafat di kalangan umat islam,membagi filsafat itu dalam tiga
llmu:
a. ilmu fisika.(ilm-t-thibyyat) merupakan tinggakatan rendah.
b. ilmu matematika(al-ilm-ur-riyadhi)
tingkatan tengah.
c. ilmu ketuhanan(ilm-ur-rubuubyyah)
tingkatan tertinggi.[3]
Jadi dapat kita rumuskan bahwa berfilsafat ialah Mencari
kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran,tentang segala sesuatu yang di
permasalakan,dengan berfikr secara radikal,sistematis dan universal.[4]
B.
Pengertian Sains
Sains
(science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. menurut istilah sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek
-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui
metode-metode saintifik yang terbakukan. ruang lingkup sains terbatas pada pada
hal - hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran,
rabaan dan pengecapan).
Sains
sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala
alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.Secara etimologi
pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia
of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan
yang benar.[5]
Sedangkan
secara terminologi.akan
dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahun. Menurut Sidi Gazalba. pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu
adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan
hasil proses dari uasaha manusia untuk tahu.
Dalam kamus
filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan(knowledge) adalah proses kehidupan
yang diketahui manusia secara lansung dari kesadarannya sendiri.
Dalam Ensiklopedia Indonesia. Ilmu pengetahuan
adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang ada, masing-masing mengenai
pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentun
hingga menjadi satu.[6]
Jenis
pengetahuan:
1.
Pengetahuan
biasa.
2.
Pengetahuan
ilmu
3.
Pengetahuan
filsafat
Struktur
sains dalam garis besarnya sains dibagi dua yaitu sains kealaman dan sains
sosial.
1.
Sains kealaman
a.
Astronomi
b.
Fisika
c.
Kimia
d.
Ilmu bumi
e.
Ilmu hayat
2.
Sains
sosial
a.
Sosiologi
b.
Antropologi
c.
Psikologi
d.
Ekonomi
C.
Pengertian Agama
Kata "agama" berasal
dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata
lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin
religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan.[9]
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia
serta lingkungannya.
Dulu Adam
dan Hawa berada di surga, demikian menurut Islam dan beberapa agama lain. Lalu
Tuhan menginginkan mereka hidup di dunia untuk sementara. Tuhan berkata kepada
Adam dan Hawa : berangkatlah kalian ke dunia. Timbul kekhawatiran, bagaimana
caranya hidup didunia itu ? Tuhan memberikan jaminan : nanti kalau Adam dan
Hawa sudah sampai di dunia, Tuhan akan mengirimkan petunjuk. Isi petujuk itu
ialah tentang cara hidup di dunia atau peraturan tentang cara hidup di dunia inilah
yang disebut agama.
Berdasarkan
berbagai bahan bacaan kita mengetahui bahwa definisi agama banyak sekali. Dari
sekian banyak definisi itu agaknya dapat dibagi menjadi dua kelompok. Yang
pertama ialah definisi agama yang menekankan dari segi rasa iman atau
kepercayaan, yang kedua menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara
hidup. Kombinasi kedua-duanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai
tentang agama. Agama ialah sistem kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan
kepercayaan tersebut. Dapat juga agama ialah peraturan tentang cara hidup,
lahir-batin.[10]
Baik ilmu, filsafat maupun agama bertujuan
(sekurang-kurangnya berurusan dengan satu hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu
pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenarantentang alam dan manusia
Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri kebenaran, baik tentang alam,
manusia dan Tuhan. Demikian pula dengan agama, dengan karakteristiknya pula
memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia tentang
alam, manusia dan Tuhan.[11]
Walau demikian baik ilmu, filsafat, maupun agama juga
mempunyai hubungan lain. Yaitu ketiganya dapat digunakan untuk memecahkan
masalah pada manusia. Karena setiap masalah yang di hadapi hadapi oleh manusia
sangat bermcam-macam. Ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan agama
seperti contohnya cara kerja mesin yang dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan.
D.
Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Sains dan Agama
1.
Filsafat dan sains
Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan,
dalam hal ini bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia,
yaitu berfikir filosofi spekulatif dan berfikir empiris ilmiah. Perbedaan
antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat pendidikan tradisional, adalah
bahwa filsafat menetukan tujuan dan science manentukan alat sarana untuk hidup.
Untuk lebih jelas dan untuk lebih mengetahui tentang
perbandingan antara filsafat dan sains, maka di bawah ini akan dijelaskan
tentang persamaan dan perbedaan antara keduanya, yaitu :
Persamaan :
a)
Keduanya
mencari kerumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya
sampai ke akar-akarnya.
b)
Keduanya
memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab akibatnya.
c)
Keduanya
hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
d)
Keduanya
mempunyai metode dan system.
e)
Keduanya
hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat
manusia (obyektifitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.
· Perbedaan
:
a)
obyek
material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala
sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah)
itu bersifat khusus dan empiris. Artinya ilmu hanya terfokus pada disiplin
bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak sedangkan kajian filsafat
tidak terkokta-kotak dalam disiplin tertentu. Obyek formal (sudut pandang)
filsafat itu bersifat fregmentaris, karena mencari pengertian dari segala
sesuatu ada itu secara luas, mendalam dan mendasar, sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat
teknik yang berarti bahwa cara-cara ide manusia itu mengadakan penyatuan diri
dengan realita. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjol
daya spekulasi,kritis,dan pengawasan,sedangkan ilmu haruslah diadakan riset
lewat pendekatan tital dan error. oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada
kegunaan pragmatis,sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
b)
Filsafat
menberikan penjelasan yang terakhir,mutlak, dan mendalam sampai mendasar
(primary cause) sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu
mendalam, lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
c)
Filsafat
memuat pertanyaan lebih jauh dah lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman
realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.[12]
2.
Filsafat dan agama
Terdapat beberapa asumsi terkait dengan jalinan filsafat
dengan agama. Asumsi tersebu didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk
social. Saifullah memberikan ikhtisar dalam bagan yang lebih terperinci
mengenai perbandingan jalinan agama dan filsafat.
Filsafat
a) Filsafat berarti berpikir, jadi yang penting ialah ia dapat
berpikir.
b) Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan
untuk memahami.
c) C.S. Lewis membedakan enjoyment dan contemplation, misalnya
laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut enjoyment, sedangkan memikirkan
rasa cintanya disebut contemplation, yaitu pikiran si pecinta tentang rasa
cintanya itu.
d) Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan
tenang.
e) Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang
dan jernih dan dapat dilihat dasarnya.
f) Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut
aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak.
g) Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya,
sering mengeruhkan pikiran pemeluknya.
h) Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian
dan argumen, walaupun argumenya sendiri.
i)
Filsafat
adalah pengetahuan tentang non empirik dan nonekspirmental diperoleh manusia
melalui usaha.
Agama
a) Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah
hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu.
b) Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama
merupakan hubungan manusia dengan Tuhan.
c) Agama dapat dikiaskan dengan enjoyment atau rasa cinta
seseorang, rasa pengabdian dedication atau contentment.
d) Agama banyak berhubungan dengan hati.
e) Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari
bendungan dengan gemuruhnya.
f) Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan
habis-habisan, sebab mereka telah terikat dn mengabdikan diri.
g) Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan
perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
h) Filsafat penting dalam mempelajari agama.
i)
Agama
adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal
kehidupan manusia dengan lingkungannya.[13]
3.
Sains dan agama
Sains dan agama merupakan dua hal yang berbeda, namun tidak
menutup kemungkinan kedua hal ini memiliki persamaan. Sains berusaha untuk
mengungkap rahasia alam sehingga kita lebih mengenalnya, dan dari pengenalan
ini kita berharap bisa memanfaatkan alam untuk kepentingan dan hidup manusia.
Sedangkan agama muncul karena spirit pengabdian kepada Tuhan. Melalui
pengabdian itulah manusia melakukan berbagai ritual, perintah dan larangan
sesuai dengan firman Tuhan melalui kitab sucinya. Perintah dan larangan Tuhan
tentu saja mencakup segala hal yang berhubungan dengan manusia itu sendiri.
Baik dengan Tuhan maupun semua makhluk ciptaannya termasuk alam semesta ini.
Jadi pada dasarnya, Tuhan juga memerintahkan manusia untuk bersains. Di dalam
al-Qur’an telah dicantumkan setidaknya 750 ayat yang berdimensi sains.
Kebenaran sains yang diakui adalah sesuatu yang sudah
terbukti oleh panca indera manusia. Jadi kebenaran sains itu hanya terbatas
pada pengetahuan manusia, oleh karena itu sains rentan dengan perubahan dan
sangat labil. Karena manusia dan percobaan merupakan hakim yang memutuskan
semua perkara dalam sains. Sedangkan kebenaran yang terdapat di dalam agama
murni versi Tuhan yang disampaikan melalui kitab suci. Walaupun berbeda
aliran/madzhab, namun semua sepakat bahwa kebenaran yang dibawa agama mutlak dan
tetap sampai akhir zaman.
Persamaan
Sains dan Agama
a.
Sains
dan Agama mempunyai beberapa persamaan, diantaranya :
b.
Keduanya
merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektifitas) atau bentuk pengetahuan.
c.
Dalam
mencari bentuk kebenaran tersebut masing-masing mempunyai metode, sistem dan
mengolah obyeknya hingga tuntas.
d.
Sains
bertujuan mencari kebenaran tentang mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam),
dan eksistensi Tuhan atau Allah. Dan agama bertujuan untuk kebahagiaan umat
manusia di dunia akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak itu.
Baik itu mengenai manusia alam maupun Tuhan atau Allah itu sendiri.
Sains
dan Agama juga mempunyai perbedaan, diantaranya :
a.
Sumber
kebenaran sains itu berasal dari manusia itu sendiri dalam arti pikiran,
pengalaman, dan intuisinya. Sedangkan sumber kebenaran agama adalah dari Allah,
karena itu bersifat vertikal transdental.
b.
Pendekatan
kebenaran sains dengan jalan riset pengalaman dan percobaan sebagai tolok
ukurnya. Sedangkan pendekatan kebenaran agama dengan berpaling kepada wahyu
Allah yang dikodifikasikan dalam kitab suci.
c.
Sifat
kebenaran sains adalah positif (sampai saat ini) dan nisbi (relatif). Sedangkan
sifat kebenaran agama adalah mutlak (absolut), karena bersumber dari Dzat Yang
Maha Benar yaitu Allah.
d.
Tujuan
sains hanyalah bersifat teoritis dan umumnya pengalamannya untuk tujuan ekonomi
praktis atau untuk kenikmatan jasmani manusia. Sedangkan tujuan agama adalah
kedamaian, keridhoan, keselamatan dalam islam istilahnya “salam” seperti ucapan
Allah pada ahli surga di akhirat.[14]
Ilmu pengetahuan,agama dan filsafat itu mempunyai sisi
persamaan dan perbedaan, yaitu sebagai berikut:
a.
Persamaan
1) Ketiganya merupakan sumber atau wadah kebenaran dan juga
termasuk bentuk pengetahuan.
2) Ketiganya mempunyai metode dan sistem untuk mencari
kebenaran tentang sesuatu.
3) Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan
seluruhnya timbul dari hasarat manusia akan pengetahuan yang mendasar.
4)
Ketiganya
memberi penjelasan tentang kejadian-kejadian yang dialami manusia dan mencoba
menunjukan sebab-akibatnya.
b.
Perbedaan
1) Sumber kebenaran pengetahuan dan filsafat adalah
sama,keduanya dari akal pikiran manusia baik menurut pengalaman dan intuisi,sedangkan
kebenaran agama adalah dari Allah
2) Pendekatan kebenaran ilmu pengetahuan yaitu dengan jalan
riset,pengalaman,dan percobaan sebagai tolak ukur,sedangkan filsafat
kebenaranya yaitu dengan jalan perenungan dari akal manusia secara sistematis
tanpa pertolongan Allah. adapun kebenaran agama itu dengan jalan
melihat dari wahyu Allah.
3) Filsafat didahului oleh keraguan,ilmu didahului oleh
keingintahuan sedangkan agama diawali dengan keyakinan.
4)
Tujuan
ilmu pengetahuan itu hanya bersifat teoritis, demi ilmu pengetahuan dan umunya
hanya untuk tujuan ekonomi yang praktis, tujuan filsafat adalah kecintaan
kepada pengetahuan yang bijaksana dengan hasil kepuasan hati dan ketenangan
jiwa yang sedalam-dalamnya sedangkan tujuan agama adalah untuk kedamaian.kesejahteraan,keselamatan
manusia kepada Allahlah.[15]
E.
Relevansi Filsafat, Sains dan Agama
Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait
dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat
begerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada
dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran,
perasaan, dan keyakinan, sehingga dengan hal tersebut manusia dapat mencapai
kebahagian bagi dirinya.
Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat
akal pikiran manusia. Juga agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya
keyakinan. Akan tetapi, ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak dapat
berhubungan dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong dan
dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat
dalam diri manusia.[16]
KESIMPULAN
A.
Pengertian
Filsafat
Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk
kebenaran,tentang segala sesuatu yang di permasalakan,dengan berfikr secara
radikal,sistematis dan universal.
B.
Pengertian
Sains
Sains
(science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. menurut istilah sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek
-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui
metode-metode saintifik yang terbakukan. ruang lingkup sains terbatas pada pada
hal - hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran,
rabaan dan pengecapan).
C.
Pengertian
Agama
Agama ialah sistem kepercayaan dan praktek yang sesuai
dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga agama ialah peraturan tentang cara
hidup, lahir-batin.
Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait
dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat
begerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada
dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran,
perasaan, dan keyakinan, sehingga dengan hal tersebut manusia dapat mencapai
kebahagian bagi dirinya.
Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat
akal pikiran manusia. Juga agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya
keyakinan. Akan tetapi, ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak dapat
berhubungan dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong dan
dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat
dalam diri manusia.
Achmadi, asmoro, 2009,Filsafat Umum, Jakarta, Rajawali
Pers
Tafsir, ahmad,2009.Filsafat Umum,
Bandung, Remaja Rosda Karya
Bakhtiar,amsal.2007.Filsafat Ilmu, Jakarta, Raja
Grafindo Persada
Gazalba, sidi.1992.Sistematika
Filsafat, Jakarta, Bulan
Bintang
Salam, burhanuddin.2009.Pengantar Filsafat,
Jakarta, Bumi Aksara
http://gueem.wordpress.com/hubungan-antara-ilmu-filsafat-dan-agama/.
[5 oktober2015 ]
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama (18 oktober 2015)
Endang Saifuddin Anshari, 1979. Ilmu, Filsafat, dan Agama, Jakarta, Bulan Bintang
http://islam-saintis.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-sains.html (18 Oktober
2015)
http://deyahya.blogspot.co.id/2011/12/filsafat-dan-sains.html (18 Oktober 2015)
https://athikacandra.wordpress.com/2013/12/11/perbedaan-dan-persamaan-agama-dan-sains/ (18 Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar