Jumat, 08 Desember 2017

PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENGERTIAN KONSEP KURIKULUM
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah
PENGEMBANGAN KURIKULUM
                                                                                                             
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoMTmwM3wxUqmL1KM9qstm9xiA1CaukEC5ivglRbmNJtCHdvpD


DisusunOleh : Kelompok 2
Alfadilatu Ahmad     2014.1839
                                                Yasriadi                      2014.1910


Dosen Pembimbing :
Martono,  MA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT

2016 M/1437 H

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kurikulum Klasik Dan Modern
1.      Pengertian Kurikulum Menurut Pandangan Klasik
Menurut kamus webster’s new internasional dictionary (1953), memberikan arti kurikulum sebagai berikut : “... a specified fixed couse of study, as in a school or college, as one leading to a degree. “
Pengertian di atas memandang bahwa kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan.[1]
Sedangkan menurut Oemar Hamalik, merumuska pengertian kurikulum berdasarkan pandangan klasik , bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.
Jika kita analisis kedua pandangan di atas, maka akan di jumpai hal-hal yang sangat mendasar dan bermakna dalam penyampain informasi kepada anak didik.
Beberapa hal yang sangat mendasar itu terdiri dari :
a.       Kurikulum terdiri dari mata pelajaran yang telah disusun berdasarkan pengalaman nenek moyang masa lampau.
b.      Mata pelajaran itu adalah sejumlah pengetahuan yang disampaikan pada anak didik.
c.       Mata pelajaran yang disampaikan mengambarkan kebudayaan masa lalu.
d.      Tujuan mempelajari mata pelajaran itu untuk mencapai ijazah.
e.       Setiap siswa diharuskan menerima pelajaran.
f.       Cara pencapain pelajaran hampir selamanya dengan penuangan.
Pandangan di atas ternyata sejalan dengan ungkapan Supandi bahwa : kurikulum adalah sebagai perangkat berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa.
Bila dikaji lebih lanjut istilah kurikulum mempunyai berbagai macam arti setelah ditelusuri ternyata dapat disarikan dalam tiga hal:
a.       Kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar diperoleh siswa dari sekolah.
b.      Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran.
c.       Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar siswa.
Pandangan tradisional memandang kurikulum tidak lebih dari sekedar rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran itu harus ditempuh siswa di suatu sekolah itulah yang dinamakan kurikulum.Ternyata kini banyak anggapan bahwa batasan kurikulum tersebut tidak memadai lagi dengan perkembangan dan kemajuan teknologi maju di abad modern. Maka kurikulum di abad atom sekarang banyak menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
2.      Pengertian Kurikulum Menurut Pandangan Modern
Sesuai dengan perkembangan, Romine menyatakan bahwa : bahwa kurikulum adalah “ Curriculum is interpreted to mean all of the organized couserses, activities and experiesces which pupils have under the direction of the school, wether in the classroom ornot.
Menurut pandangan modern kegiatan intrakurikuler dan ekstra kurikuler tidak ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi ssiswa adalah kurikulum.[2]
Pandangan baru mengatakan bahwa kurikulum adalah merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa. Meliputi program yang direncanakan itu siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya, sesuai dengan pendidikan yang telah tentukan. Dengan melalui program kurikuler, sekolah menyediahkan lingkungan bagi siswa untuk berkembang, karena itu kurikulum disusun sedemikian rupa agar memungkinkan siswa melakukan berbagai ragam kegiatan. Kurikulum tidak terbatas hanya pada mata pelajaran –mata pelajaran saja, tetapi meleputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa seperti bangunan sekolah, alat-alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar halaman sekolah dan lain-lain.
B.     Kurikulum Ideal/Ponsial
Sebagai suatu rencana atau program tertulis, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, setiap guru seharusnya dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan kurikulum. Inilah yang dinamakan kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Oleh karena kurikulum ideal merupakan pedoman bagi guru, maka kurikulum ini juga dinamakan kurikulum formal atau kurikulum tertulis. Contoh dari kurikulum ini adalah kurikulum sebagai suatu dokumen seperti kurikulum SMU 1989, kurikulum SD 1975 yang berlaku pada tahun itu, dan lain sebagainya.  
Sebagai sebuah pedoman, kurikulum ideal memegang peran yang sangat penting dalam merancang pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Sebab, melalui pedoman tersebut guru minimal dapat menentukan hal-hal sebagai berikut:
1.      Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Dapat kita bayangkan tanpa tujuan yang jelas sebagai rambu-rambu, maka guru akan kesulitan dan menentukan dan merencanakan program pembelajan[3]
2.      Menentukan isi atau materi pembelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan atau penguasaan kompetensi
3.      Menyusun strategi pembelejaran untuk guru dan siswa sebagai upaya pencapain tujuan.
4.      Menentukan keberhasilan pencapain tujuan atau kompetensi.
Memerhatikan begitu pentingnya keberadaan kurikulum ideal, maka setiap guru dituntu untuk memahami dengan benar kurikulum ideal, bukan hanya  tentang tujuan yang harus dicapai akan tetapi berbagai hal yang berhubungan dengan upaya pencapain tujuan itu sendiri.[4]
C.    Kurikulum Aktual/Ril
Kurikulum yang dilaksanakan dalam pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan, namun seharusnya mendekati kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan, yang akan dilaksanakan dalam rangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.
Selain itu, kurikulum aktual juga dapat diartikan sebagai kurikulum yang secara rill dapat dilaksanakan oleh guru sesuai keadaan dan kondisi yang ada. Kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kurikulum aktual diantaranya adalah : sarana yang tersediah di sekolah, kemampuan sumber daya manusia khususnya guru dan kebijakan-kebijakan sekolah.[5]
D.    Kurikulum Inti dan Inti Kurikulum
1.      Kurikulum Inti
            a. Sejarah Munculnya Kurikulum Inti
Munculnya kurikulum inti atas dasar pemikiran bahwa pendidikan memberikan tekanan dua aspek yang berbeda, yakni :
adanya reaksi terhadap mata pelajaran teori bercerai-cerai yang mengkumulasi bahan pengetahuan. Mengorganisasi mata pelajaran dalam suatu inti yang mempersatukan banyak bahan pelajaran diharapkan merupakan cara yang dapat memperkaya isi mata pelajaran dengan makna yang lebih luas. Perkembangan ini menimbulkan lahirnya kurikulum inti yang didasarkan kepada unifikasi mata pelajaran sebagai inti dari program pendidikan di sekolah.
Perubahan konsep mengenai peranan sosial pendidikan di sekolah. Di dalam masyarakat yang semakin terbagi-bagi dan difragmentarisasi oleh temuan yang timbul dari ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan adanya suatu program pendidikan yang menekankan kepada mempertahankan nilai-nilai umum dan perspektif sosial yang dianut bersama.
b.  Pengertian Kurikulum Inti
Core artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus diberikan baik yang berupa individual maupun kebutuhan umum.
Pada umumnya, kurikulum inti memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)      Ciri-ciri pokok :
1)      Core pelajar meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan semua siswa.
2)      Core program berkenaan dengan pendidikan umum untuk memperoleh bermacam-macam hasil.
3)      Berbagagai kegiatan dan pengalaman Core disusun dan diajarkan dalam bentuk kesatuan, tidak dibatasi oleh garis-garis pelajaran yang terpisah.
4)      Core program diselenggarakan dalam waktu yang lebih lama.
b)      Ciri umum :
1)      Perencanaan oleh guru-guru secara kooperatif.
2)      Pengalaman-pengalaman belajar disusun dalam unit yang luas dan komprehensif berdasarkan tantangan, minat, kebutuhan, dan masalah dari kalangan siswa dan masyarakat sekitar.
3)      Core pelajaran menggunakan proses demokrasi.
4)      Banyak dari core program yang dikaitkan dengan bimbingan dan pengajaran.
5)      Core program secara lebih menggunakan sumber pengajaran yang lebih luas, dan prosedur pelajaran yang lebih fleksibel dan variatif.
6)      Penggunaan problem solving dalam core program.
7)      Guru dan murid saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik, sehingga memudahkan pemberian pelayanan terhadap individual.
8)      Penilaian dilakukan dengan bermacam bentukserta dikerjakan secara kontiniu dan menyeluruh.
9)      Pengalaman-pengalaman belajar bersifat fungsional serta melibatkan banyak kegiatan dan tanggung jawab terhadap para siswa.
10)  Core program di dominasi oleh usaha yang bertujuan untuk memperbaiki pengajaran.[6]
2.      Inti Kurikulum
Inti kurikulum yang dimaksud disini adalah niat atau harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Kurikulum akan mempunyai arti dan fungsi untuk mengubah siswa apabila dilaksanakan dan diftranformasikan oleh guru kepada siswa dalam suatu kegiatan yang disebut dengan proses belajar mengajar. Pada dasarnya, Inti kurikulum tersebut adalah segala pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar.[7]
E.     Hidden Curriculum
Hidden Curriculum adalah kurikulum yang tersembunyi. Tersembunyi berarti tidak dapat dilihat tetapi tidak hilang.  Jadi, Kurikulum tersembunyi ini, tidak direncanakan, tidak terprogram dan tidak dirancang tetapi mempunyai pengaruh baik secara lansung maupun tidak lansung terhadap out put dari proses belajar mengajar.
Valance (1973) mengatakan bahwa hidden curriculum meliputi yang tidak dipelajari dari program sekolah yang non akademik.
Koherberg (1970) mengatakan bahwa hidden curriculum sebagai hal yang berhubungan dengan pendidikan moral dan peranan guru dalam mentrnsformasi standar moral.[8]
F.     Kurikulum Mikro dan Makro
1.      Kurikulum Mikro
Kurikulum mikro merupakan jabaran atau rincian dari kurikulum makro, atau rancangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas.
Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, pengembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut.
Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis. Bentuk kurikulum seperti ini, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
Beberapa kelebihan dari kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a.       Setempat 
b.      Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesional, finansial maupun manajerial.
c.       Disusun oleh guru sendiri, sehingga sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
d.      Ada motivasi kepala sekolah untuk mengembangkan diri mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetesi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a.       Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan kerseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional.
b.      Tidak adanya standar penilaian yang sama, sehingga sukar untuk diperbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah / wilayah dengan sekolah / wilayah lainya.
c.       Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah lain.
d.      Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilain secara nasional.
e.       Belum semua sekolah / daerah mempunyai persiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.[9]
2.      Kurikulum Makro
Kurikulum makro yaitu kurikulum yang menyeluruh meliputi semua komponen, atau seluruh siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum makro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas para ahli, seperti kelompok mata pelajaran agama, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan lain-lain. Bentuk kurikulum seperti ini, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
Beberapa kelebihan dari kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a.       Mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.
b.      Tercapainya standar minimal penguasaan / perkembangan anak.
c.       Model ini mudah dikelola, dimonitor, dan dievaluasi.
d.      Lebih hemat dilihat dari segi biaya, waktu, dan fasilitas.
Beberapa kelemahan dari kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a.       Menyeragamkan kondisi yang berbeda-beda keadaan dan tahap perkembangan intelek, alam  dan sosial budayanya sukar sekali.
b.      Ketidak adilan dalam menilai hasil. Dalam kurikulum yang seragam, penilain sering dilakukan secara seragam pula.
c.       Penggunaan standar yang sama untuk semua sekolah diseluruh wilayah akan memberikan gambaran hasil yang beragam dan menunjukan adanya perbedaan yang sangat ekstrim. Bagi sekolah-sekolah yang kebetulan nilainya sangat baik dapat menimbul sikap kecongkakkan, sedangkan bagi hasilnya sangat jelek akan mengakibatkan rasa rendah diri, disamping adanya cemoohan dari berbagai pihak. Dalam situasi yang tidak sehat bukan tidak mungkin terjadi pembocoran soal, ketidak jujuran dalam penilain dan lain sebagainya.[10] 




















KESIMPULAN
Sebagai suatu rencana atau program tertulis, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, setiap guru seharusnya dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan kurikulum. Inilah yang dinamakan kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar.
Kurikulum yang dilaksanakan dalam pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan, namun seharusnya mendekati kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan, yang akan dilaksanakan dalam rangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.
Inti kurikulum yang dimaksud disini adalah niat atau harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Hidden Curriculum adalah kurikulum yang tersembunyi. Tersembunyi berarti tidak dapat dilihat tetapi tidak hilang.  Jadi, Kurikulum tersembunyi ini, tidak direncanakan, tidak terprogram dan tidak dirancang tetapi mempunyai pengaruh baik secara lansung maupun tidak lansung terhadap out put dari proses belajar mengajar.
Kurikulum mikro merupakan jabaran atau rincian dari kurikulum makro, atau rancangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas.
Kurikulum makro yaitu kurikulum yang menyeluruh meliputi semua komponen, atau seluruh siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum makro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas para ahli, seperti kelompok mata pelajaran agama, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan lain-lain. Bentuk kurikulum seperti ini, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.




[1]Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Jakarta : Bina Aksara, 1988), h.2
[2] Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, ( Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011),h.3-4
[3]Wina  Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Kencana,2011),h.22
[4]Ibid,h.23
[7] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,(Jakarta:Sinar Baru Algensindo, 1996),h.3
[8]Dakir,Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum,(Jakarta:Rineka Cipta,2014),h.7
[9]Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010),h.198-200
[10]Ibid,h.201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar