Selasa, 05 Desember 2017

AQIDAH ISLAMIYAH

SYAHADATAIN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah
AQIDAH ISLAMIYAH

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoMTmwM3wxUqmL1KM9qstm9xiA1CaukEC5ivglRbmNJtCHdvpD


Disusun Oleh : Kelompok 8
Alfadilatu ahmad      : 2014.1839
Yasriadi                      : 2014.1910


Dosen Pembimbing :
Drs. H. Yulius mas’ud ,MAg

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT
2015 M/1436 H


PENDAHULUAN
     
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tidak ada islam dalam kehidupan manusia.

Syahadat adalah sebuah perkara yang penting dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang amat penting bagi umat islam.

Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut. Oleh karena itu pemakalah akan membahas tentang :

Permasalahan :

a.    Pengertian Syahadatain
b.    Kandungan Syahadatain










PEMBAHASAN
A.  Pengertian syahadatain
Kata asyhadu secara etimologis berakar dari kata syahada yang mempunyai tiga pengertian musyahadah (menyaksikan), syahadah (kesaaksian) dan half (sumpah). Ketiga pengertian itu dipakai di dalam al-qur’an :
çnßpkôtƒ tbqç/§s)çRùQ$# ÇËÊÈ  

“yang disaksikan oleh malaikat – malaikat yang didekatkan (kepada allah).”
(al-muthaffiffin 83:21).

#sŒÎ) x8uä!%y` tbqà)Ïÿ»uZßJø9$# (#qä9$s% ßpkôtR y7¨RÎ) ãAqßts9 «!$# 3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ y7¨RÎ) ¼ã&è!qßts9 ª!$#ur ßpkôtƒ ¨bÎ) tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$# šcqç/É»s3s9 ÇÊÈ  

“apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata : “kami bersumpah bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul allah”. Dan allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu  benar-benar rasulnya; dan alah bersaksi bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar – benar orang pendusta.” (al-munafiqun 63:1).

Antara ketiga pengertian di atas terdapat relevansi yang kuat: seseorang akan bersumpah bila dia memberi kesaksian, dan dia akan memberikan kesaksian bila dia menyaksikan.
Berdasarkan pengertian etimologis di atas maka syahadah seseorang (bahwa sesungguhnya tiada tuhan melainkan allah semata, dan sesungguhnya Muhammad itu utusan allah) harus mencakup ketiga pengertian di atas : musyahadah (dengan hati dan pikiran), syahdah (dengan lisan), dan half (dengan menghilangkan segala keraguan).
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  


“sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebut allah.”(al-ahzab 33:21)


a.    Makna syahadat la ilaha illallah

Makna syahadat la ilaha illallah adalah menyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali allah, menaati hal tersebut dan mengamalkannya. la ilaha menafikan hak penyembahan dari selain allah, siapa pun orangnya.  Illallah adalah penetapan hak allah semata untuk disembah.

Jadi, makna kalimat ini secara global adalah “tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain allah.”  Kalimat la ilaha illallah telah ditafsirkan dengan beberapa penafsiran, antara lain :
a.    la ilaha illallah artinya “tidak ada sesembahan kecuali allah.”
b.    la ilaha illallah artinya “tidak ada pencipta selain allah”
c.    la ilaha illallah artinya “tidak ada hakim penentu hukum selain allah.”[1]

Seperti yang sudah diuraikan pada bagian terdahulu bahwa kata “llah” mempunyai pengertian yang sangat luas, mencakup pengertian rububiyah dan mukliyah , dan contoh Iqrar llailahaillallah bersifat komprehensif, dan mencakup beberapa pengertian :
1.) lla khaliqa illallah (tidak ada yang maha pencipta kecuali allah).
2.) lla raziqa illallah (tidak ada yang maha pemberi rezeki kecuali allah).
3.) lla hafiza illallah (tidak ada yang maha memelihara kecuali allah)
4.) lla mudabbira illallah (tidak ada yang maha mengelola kecuali allah).
5.) lla malika illallah (tidak ada yang maha memilki kecuali allah, tidak ada yang maha memilki kerajaan kecuali allah).
6.) lla waliya illallah (tidak ada yang maha pemimpin kecuali allah).
7.) lla hakima illallah (tidak ada yang maha menentukan aturan kecuali allah).
8.) lla ghayata illallah (tidak ada yang maha menjadi tujuan kecuali allah).
9.) lla ma’buda illallah (tidak ada yang maha disembah kecuali allah).

Untuk menterjemahkan iqrar lla ilaha illallah ke dalam bahasa Indonesia kita harus terlebih dahulu memahami susunan kalimatnya. La yang terdapat pada awal iqrar tersebut adalah la nafiyata liljinsi, Dengan demikian kalimat tauhid ini mengandung pengertian yang sesungguhnya tiada tuhan yang benar-benar berhak disebut tuhan selain allah swt semata.[2]

b.   Makna syahadat anna muhammadar rasulullah

Makna syahadat anna muhammadar rasulullah adalah mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba allah dan rasulnya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan; serta mengamalkan ajarannya, menaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah allah kecuali dengan apa yang disyariatkannya.

1.    Rukun syahadatain

a.    Rukun syahadat la ilaha illallah
la ilaha illallah mempunyai dua rukun :
1). An-nafyu.
2). Al-itsbat.
          Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat al qur’an, seperti firman allah :
Iw on#tø.Î) Îû ÈûïÏe$!$# ( s% tû¨üt6¨? ßô©9$# z`ÏB ÄcÓxöø9$# 4 `yJsù öàÿõ3tƒ ÏNqäó»©Ü9$$Î/ -ÆÏB÷sãƒur «!$$Î/ Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouróãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# Ÿw tP$|ÁÏÿR$# $olm; 3 ª!$#ur ììÏÿxœ îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ  

“barang siapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.“
(al baqarah: 256)

Firman allah,”siapa yang ingkar kepada thagut” adalah makna dari la ilaha yang merupakan rukun pertama. Sedangkan firman allah,”dan beriman kepada allah “ adalah makna dari rukun kedua ilallah begitu pula firman allah kepada nabi Ibrahim :
øŒÎ)ur tA$s% ãLìÏdºtö/Î) ÏmÎ/L{ ÿ¾ÏmÏBöqs%ur ÓÍ_¯RÎ) Öä!#tt/ $£JÏiB tbrßç7÷ès? ÇËÏÈ   žwÎ) Ï%©!$# ÎTtsÜsù ¼çm¯RÎ*sù ÈûïÏökuŽy ÇËÐÈ  


“sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) tuhan yang menjadikanku.” (az-zukhruf;26-27)

Firman allah, “sesungguhnya aku berlepas diri “ ini adalah makna nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “tetapi (aku menyembah) tuhan yang menjadikanku” adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.

2.    Rukun syahadat muhammadur rasulullah

Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat ‘abduhu dan warasulu. Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak rasulullah,  adalah hamba dan rasulnya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini dan beliau juga seorang manusia.

sebagaimana firman allah :
ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ׎|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #Óyrqム¥n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î) ×m»s9Î) ÓÏnºur ( `yJsù tb%x. (#qã_ötƒ uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ Ÿwur õ8ÎŽô³ç ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u #Jtnr& ÇÊÊÉÈ  


“katakanlah, sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu.” (al-kahf:110)

Adapun rasuul artinya orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada allah sebagai basyir dan nadzir. Dan juga Persaksian untuk rasulullah dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak beliau.

3.    Syarat – syarat syahadatain
a.    Syarat – syarat la ilaha illallah
Bersaksi bahwa la ilaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat tersebut syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu adalah :

1.    ‘ilmu (mengetahui)
Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut. Allah berfirman :

Ÿwur à7Î=ôJtƒ šúïÏ%©!$# šcqããôtƒ `ÏB ÏmÏRrߊ spyè»xÿ¤±9$# žwÎ) `tB yÍky­ Èd,ysø9$$Î/ öNèdur tbqßJn=ôètƒ ÇÑÏÈ  

“…akan tetapi (orang yang dapat member syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka menyakini (nya).” (az-zukhruf:86).

2.    Yaqin (yakin)
Orang yang mengikrarkannya harus menyakini kandungan syahadat tersebut. Jika ia meragukannya maka persaksiannya tidak berguna. Allah berfirman :

$yJ¯RÎ) šcqãYÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä «!$$Î/ ¾Ï&Î!qßuur §NèO öNs9 (#qç/$s?ötƒ (#rßyg»y_ur öNÎgÏ9ºuqøBr'Î/ óOÎgÅ¡àÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqè%Ï»¢Á9$# ÇÊÎÈ  


“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang – orang yang percaya (beriman) kepada allah dan rasul-nya, kemudian mereka tidak ragu –ragu.” (al-hujurat:15)

3.    Qabul (menerima)
Yakni menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyembah allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-nya. Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menaati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan allah :
öNåk¨XÎ) (#þqçR%x. #sŒÎ) Ÿ@Ï% öNçlm; Iw tm»s9Î) žwÎ) ª!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ÇÌÎÈ   tbqä9qà)tƒur $¨Zͬr& (#þqä.Í$tGs9 $oYÏGygÏ9#uä 9Ïã$t±Ï9 ¥bqãZøg¤C ÇÌÏÈ  

“sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, ‘la ilaha illallah’ tiada tuhan yang berhak disembah melainkan allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata,’apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan – sembahan kami karena seorang penyair gila/’ (ash-shaffat;35-36).

Ini seperti halnya menyembah kuburan pada hari ini. Mereka mengikrarkan la ilaha illallah , tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian, berarti mereka belum menerima makna la ilaha illallah.

4.    Inqiyaad (tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat)
Allah berfirman :
* `tBur öNÎ=ó¡ç ÿ¼çmygô_ur n<Î) «!$# uqèdur Ö`Å¡øtèC Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouröãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# 3 n<Î)ur «!$# èpt7É)»tã ÍqãBW{$# ÇËËÈ  

“dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” (lukman:22).

Al-‘urwatul-wutsqa adalah la ilaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu lillah atau patuh kepada allah dengan ikhlas kepada-nya.

5.    Shidq (jujur)
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya. Jika lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta. Allah berfirman :
  z`ÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB ãAqà)tƒ $¨YtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$$Î/ur ̍ÅzFy$# $tBur Nèd tûüÏYÏB÷sßJÎ/ ÇÑÈ   šcqããÏ»sƒä ©!$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä $tBur šcqããyøƒs HwÎ) öNßg|¡àÿRr& $tBur tbráãèô±o ÇÒÈ   Îû NÎgÎ/qè=è% ÖÚz£D ãNèdyŠ#tsù ª!$# $ZÊttB ( óOßgs9ur ë>#xtã 7OŠÏ9r& $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç/Éõ3tƒ ÇÊÉÈ  


“di antara manusia ada yang mengatakan,’kami beriman kepada allah dan hari kemudian’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang – orang yang beriman,  mereka hendak menipu allah dan orang – orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (al-baqarah;8-10).
                                               
6.    ikhlas
yaitu membersihkan amal dari segala debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena tamak terhadap dunia, riya’, atau sum’ah.

7.    Mahabbah (kecintaan)
Maksudnya mencintai kalimat ini beserta isinya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya. Allah berfirman :

šÆÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB äÏ­Gtƒ `ÏB Èbrߊ «!$# #YŠ#yRr& öNåktXq6Ïtä Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur (#þqãZtB#uä x©r& ${6ãm °! 3 öqs9ur ttƒ tûïÏ%©!$# (#þqãKn=sß øŒÎ) tb÷rttƒ z>#xyèø9$# ¨br& no§qà)ø9$# ¬! $YèÏJy_ ¨br&ur ©!$# ߃Ïx© É>#xyèø9$# ÇÊÏÎÈ  

“dan diantara manusia ada orang – orang yang menyembah tandingan – tandingan selain allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai allah. Adapun orang – orang yang beriman amat sangat cintanya kepada allah.” (al-baqarah : 165).

Ahli la ilaha illallah mencintai allah dengan cinta yang tulus bersih, sedangkan ahli syirik mencintai allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan la ilaha illallah.

b.   Syarat syahadat muhammadur rasulullah
1.    Mengakui kerasulannya dan menyakininya di dalam hati.
2.    Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3.    Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4.    Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal – hal yang gaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
5.    Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak. Orang tua serta seluruh umat manusia.

1.    Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.[1]

1.    Hakikat dan Dampak Serta Konskuensi syahadatain
Iqrar la ilaha illallah tidak akan dapat diwujudkan secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh rasulullah saw. Oleh sebab itu iqrar la ilaha illallah harus diikuti oleh iqrar Muhammad rasulullah. Dua iqrar itulah yang dikenal dengan dua kalimat syahadat (syahadatain) .
Iqrar la ilaha illallah dan Muhammad rasulullah bila dipahami secara benar tentu akan memberikan dampak positif yang besar kepada setiap pribadi muslim yang antara lain dapat diukur dari dua sikap yang dilahirkan yaitu cinta dan ridha (al-mahabbah war ridha) kepada allah dan rasulnya.
Seorang muslim yang mengikrarkan dua kalimat syahadat akan memberikan cinta yang pertama dan utama sekali kepada allah swt, kemudian kepada rasulullah saw dan jihad fi sabilillah. Dia harus menempatkan cinta kepada anak-anak, suami atau istri, saudara – saudara, anak keturunan, harta benda, pangkat dan lain – lain sebagainya (yang oleh dicintainya) di bawah cinta yang utama. Perhatikan firman allah swt berikut ini :
ö@è% bÎ) tb%x. öNä.ät!$t/#uä öNà2ät!$oYö/r&ur öNä3çRºuq÷zÎ)ur ö/ä3ã_ºurør&ur óOä3è?uŽÏ±tãur îAºuqøBr&ur $ydqßJçGøùuŽtIø%$# ×ot»pgÏBur tböqt±øƒrB $ydyŠ$|¡x. ß`Å3»|¡tBur !$ygtRöq|Êös? ¡=ymr& Nà6øs9Î) šÆÏiB «!$# ¾Ï&Î!qßuur 7Š$ygÅ_ur Îû ¾Ï&Î#Î7y (#qÝÁ­/uŽtIsù 4Ó®Lym šÎAù'tƒ ª!$# ¾Ín͐öDr'Î/ 3 ª!$#ur Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# šúüÉ)Å¡»xÿø9$# ÇËÍÈ  

“katakanlah: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada allah dan rasulnya dari berjihad di jalannya, maka tunggulah sampai allah mendatangkan keputusannya.” Dan allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq.” (at-taubah 9:24).

Berdasarkan ayat di atas Abdullah nasih ‘ulwan membagi cinta (al-mahabbah) kepada tiga tingkatan :
1.    Al-mahabbatul ula, yaitu mencintai allah, rasulnya dan jihad fisabilillah.
2.    Al-mahabbatul wustha, yaitu mencintai segala sesuatu yang boleh dicintai oleh allah dan rasulnya dengan cara yang diizinkannya, sperti cinta kepada anak-anak, ibu-bapa, suami atau istri, karib kerabat, harta benda dan lain-lain sebagainya.
3.    Al-mahabbatul adna, yaitu mencintai anak-anak, ibu-bapa, suami atau istri, karib kerabat, harta benda dan lain sebagainya melebihi cinta kepada allah, rasulnya dan jihad fi sabilillah.

Di samping cinta, seorang muslim yang mengiqrarkan dua kalimat syahadah dia juga akan memilki sikap ridha di dalam dirinya. Ridha terhadap allah dan rasulnya, ridha dengan segala keputusan allah dan rasulnya. Ridha lahir batin, tanpa ada sedikit pun rasa tidak puas di hatinya.

Cinta dan ridha itu diwujudkan dengan taat kepada allah dan rasulnya :

ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq7Åsè? ©!$# ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósムª!$# öÏÿøótƒur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRèŒ 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÊÈ  

“katakanlah :”jika kamu benar-benar mencintai allah, ikutilah aku, niscaya allah mencintai dan mengampuni dosamu” allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (ali-imran 3:31).

Sebagai dampak dari syahadatain, ada tiga unsur pokok yang dimilki manusia : hati, akal, dan jasad, akan mendapatkan shibgah (celupan, identitas) allah. Allah berfirman :
sptóö7Ϲ «!$# ( ô`tBur ß`|¡ômr& šÆÏB «!$# Zptóö7Ϲ ( ß`øtwUur ¼ã&s! tbrßÎ7»tã ÇÊÌÑÈ  

“shinghah allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada allah? Dan hanya kepadanyalah kami menyembah.” (al-baqarah 2:138).[2]


a.    Konsekuensi syahadat la ilaha illallah
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain allah dari segala macam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan kalimat la ilaha (tidak ada tuhan yang berhak disembah). Dan beribadah kepada allah semata tanpa syirik sedikit pun. Sebagai keharusan dari penetapan kalimat  illallah (kecuali allah).



[1]Opcit.  hal. 44-51
[2] Opcit  hal. 31-37


[1] Shalih bin fauzan al-fauzan.  kitab tauhid, (Jakarta, ummul qura,  2013), hal. 43-44
[2] Yunahar  ilyas, kuliah aqidah islam, (Yogyakarta, lembaga pengkajian dan pengamalan islam, 1998), hal.30-31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar