SYAHADATAIN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata
kuliah
AQIDAH ISLAMIYAH

Disusun Oleh : Kelompok 8
Alfadilatu ahmad : 2014.1839
Yasriadi :
2014.1910
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Yulius mas’ud ,MAg
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU
AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT
2015 M/1436 H
PENDAHULUAN
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata
yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang
senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama
keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan
mereka, maka tidak ada islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara yang penting
dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat
jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati.
Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang.
Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang amat penting bagi
umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat
tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh.
Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat
islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad
saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas
Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui
mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut. Oleh karena itu
pemakalah akan membahas tentang :
Permasalahan
:
a.
Pengertian Syahadatain
b. Kandungan Syahadatain
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
syahadatain
Kata
asyhadu secara etimologis berakar
dari kata syahada yang mempunyai tiga pengertian musyahadah (menyaksikan), syahadah
(kesaaksian) dan half (sumpah).
Ketiga pengertian itu dipakai di dalam al-qur’an :
çnßpkô¶t tbqç/§s)çRùQ$# ÇËÊÈ
“yang
disaksikan oleh malaikat – malaikat yang didekatkan (kepada allah).”
(al-muthaffiffin
83:21).
#sÎ) x8uä!%y` tbqà)Ïÿ»uZßJø9$# (#qä9$s% ßpkô¶tR y7¨RÎ) ãAqßts9 «!$# 3 ª!$#ur ãNn=÷èt y7¨RÎ) ¼ã&è!qßts9 ª!$#ur ßpkô¶t ¨bÎ) tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$# cqç/É»s3s9 ÇÊÈ
“apabila
orang-orang
munafik datang kepadamu, mereka berkata : “kami bersumpah bahwa sesungguhnya
kamu benar-benar
rasul allah”. Dan allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
rasulnya; dan alah bersaksi bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar
– benar orang pendusta.” (al-munafiqun 63:1).
Antara ketiga
pengertian di atas terdapat relevansi yang kuat: seseorang akan bersumpah bila
dia memberi
kesaksian, dan dia akan memberikan kesaksian bila dia menyaksikan.
Berdasarkan pengertian
etimologis di atas maka syahadah
seseorang (bahwa sesungguhnya tiada tuhan melainkan allah semata, dan
sesungguhnya Muhammad itu utusan allah) harus mencakup ketiga pengertian di
atas : musyahadah (dengan hati dan
pikiran), syahdah (dengan lisan), dan
half (dengan menghilangkan segala
keraguan).
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
“sesungguhnya
telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi
orang yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari akhir dan dia banyak
menyebut allah.”(al-ahzab 33:21)
a.
Makna syahadat la
ilaha illallah
Makna syahadat la ilaha illallah adalah menyakini dan
mengikrarkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali
allah, menaati hal tersebut dan mengamalkannya. la ilaha menafikan hak penyembahan dari selain allah, siapa pun
orangnya. Illallah adalah penetapan hak allah semata
untuk disembah.
Jadi, makna kalimat ini
secara global adalah “tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain allah.” Kalimat la
ilaha illallah telah ditafsirkan
dengan beberapa penafsiran, antara lain :
a. la
ilaha illallah artinya “tidak ada sesembahan
kecuali allah.”
b. la
ilaha illallah artinya “tidak ada pencipta selain
allah”
Seperti yang sudah
diuraikan pada bagian terdahulu bahwa kata “llah” mempunyai pengertian yang
sangat luas, mencakup pengertian rububiyah
dan mukliyah , dan contoh Iqrar
llailahaillallah bersifat
komprehensif, dan mencakup
beberapa pengertian :
1.) lla
khaliqa illallah (tidak ada yang maha pencipta
kecuali allah).
2.) lla
raziqa illallah (tidak ada yang maha pemberi rezeki
kecuali allah).
3.) lla
hafiza illallah (tidak ada yang maha memelihara
kecuali allah)
4.) lla
mudabbira illallah (tidak ada yang maha
mengelola kecuali allah).
5.) lla
malika illallah (tidak ada yang maha memilki
kecuali allah, tidak ada yang maha memilki kerajaan kecuali allah).
6.) lla
waliya illallah (tidak ada yang maha pemimpin
kecuali allah).
7.) lla
hakima illallah (tidak ada yang maha menentukan
aturan kecuali allah).
8.) lla
ghayata illallah (tidak ada yang maha menjadi
tujuan kecuali allah).
9.) lla
ma’buda illallah (tidak ada yang maha disembah
kecuali allah).
Untuk menterjemahkan iqrar lla ilaha illallah ke dalam bahasa Indonesia kita harus terlebih
dahulu memahami susunan kalimatnya. La
yang terdapat pada awal iqrar tersebut
adalah la nafiyata liljinsi, Dengan
demikian kalimat tauhid ini mengandung pengertian yang sesungguhnya tiada tuhan
yang benar-benar
berhak disebut tuhan selain allah swt semata.[2]
b.
Makna syahadat anna
muhammadar rasulullah
Makna syahadat anna muhammadar rasulullah adalah
mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba allah dan rasulnya yang
diutus kepada manusia secara keseluruhan; serta mengamalkan ajarannya, menaati
perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah
allah kecuali dengan apa yang disyariatkannya.
1.
Rukun syahadatain
a.
Rukun syahadat la
ilaha illallah
la
ilaha illallah mempunyai dua rukun :
1). An-nafyu.
2). Al-itsbat.
Makna
dua rukun ini banyak disebut dalam ayat al qur’an, seperti firman allah :
Iw on#tø.Î) Îû ÈûïÏe$!$# ( s% tû¨üt6¨? ßô©9$# z`ÏB ÄcÓxöø9$# 4 `yJsù öàÿõ3t ÏNqäó»©Ü9$$Î/ -ÆÏB÷sãur «!$$Î/ Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouróãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# w tP$|ÁÏÿR$# $olm; 3 ª!$#ur ììÏÿx îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ
“barang
siapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.“
(al baqarah: 256)
Firman allah,”siapa
yang ingkar kepada thagut” adalah makna dari la ilaha yang merupakan rukun pertama. Sedangkan firman allah,”dan
beriman kepada allah “ adalah makna dari rukun kedua ilallah begitu pula firman allah kepada nabi Ibrahim :
øÎ)ur tA$s% ãLìÏdºtö/Î) ÏmÎ/L{ ÿ¾ÏmÏBöqs%ur ÓÍ_¯RÎ) Öä!#tt/ $£JÏiB tbrßç7÷ès? ÇËÏÈ wÎ) Ï%©!$# ÎTtsÜsù ¼çm¯RÎ*sù ÈûïÏökuy ÇËÐÈ
“sesungguhnya
aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) tuhan yang menjadikanku.”
(az-zukhruf;26-27)
Firman allah,
“sesungguhnya aku berlepas diri “ ini adalah makna nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “tetapi
(aku menyembah) tuhan yang menjadikanku” adalah makna itsbat (penetapan) pada
rukun kedua.
2.
Rukun syahadat muhammadur
rasulullah
Syahadat
ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat ‘abduhu
dan warasulu. Dua rukun ini menafikan
ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak rasulullah, adalah hamba dan rasulnya. Beliau adalah
makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini dan beliau juga seorang manusia.
sebagaimana firman
allah :
ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ×|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #Óyrqã ¥n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î) ×m»s9Î) ÓÏnºur ( `yJsù tb%x. (#qã_öt uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ wur õ8Îô³ç Íoy$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u #Jtnr& ÇÊÊÉÈ
“katakanlah,
sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu.”
(al-kahf:110)
Adapun rasuul artinya
orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada allah
sebagai basyir dan nadzir. Dan juga Persaksian
untuk rasulullah dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada
hak beliau.
3.
Syarat – syarat syahadatain
a.
Syarat – syarat la
ilaha illallah
Bersaksi bahwa la ilaha illallah harus dengan tujuh
syarat. Tanpa syarat-syarat
tersebut syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global
tujuh syarat itu adalah :
1.
‘ilmu (mengetahui)
Artinya memahami makna
dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang
menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut. Allah berfirman :
wur à7Î=ôJt úïÏ%©!$# cqããôt `ÏB ÏmÏRrß spyè»xÿ¤±9$# wÎ) `tB yÍky Èd,ysø9$$Î/ öNèdur tbqßJn=ôèt ÇÑÏÈ
“…akan
tetapi (orang yang dapat member syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak
(tauhid) dan mereka menyakini (nya).”
(az-zukhruf:86).
2.
Yaqin (yakin)
Orang yang
mengikrarkannya harus menyakini kandungan syahadat tersebut. Jika ia
meragukannya maka persaksiannya tidak berguna. Allah berfirman :
$yJ¯RÎ) cqãYÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä «!$$Î/ ¾Ï&Î!qßuur §NèO öNs9 (#qç/$s?öt (#rßyg»y_ur öNÎgÏ9ºuqøBr'Î/ óOÎgÅ¡àÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd cqè%Ï»¢Á9$# ÇÊÎÈ
“sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang – orang yang percaya (beriman)
kepada allah dan rasul-nya, kemudian mereka tidak ragu –ragu.” (al-hujurat:15)
3.
Qabul (menerima)
Yakni menerima
kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyembah allah semata dan
meninggalkan ibadah kepada selain-nya. Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak
menerima dan menaati, maka ia termasuk orang-orang
yang difirmankan allah :
öNåk¨XÎ) (#þqçR%x. #sÎ) @Ï% öNçlm; Iw tm»s9Î) wÎ) ª!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ÇÌÎÈ tbqä9qà)tur $¨Zͬr& (#þqä.Í$tGs9 $oYÏGygÏ9#uä 9Ïã$t±Ï9 ¥bqãZøg¤C ÇÌÏÈ
“sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, ‘la ilaha illallah’ tiada tuhan
yang berhak disembah melainkan allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka
berkata,’apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan – sembahan kami
karena seorang penyair gila/’ (ash-shaffat;35-36).
Ini seperti halnya
menyembah kuburan pada hari ini. Mereka mengikrarkan la ilaha illallah , tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan
terhadap kuburan. Dengan demikian, berarti mereka belum menerima makna la ilaha illallah.
4.
Inqiyaad (tunduk dan patuh dengan kandungan makna
syahadat)
Allah berfirman :
* `tBur öNÎ=ó¡ç ÿ¼çmygô_ur n<Î) «!$# uqèdur Ö`Å¡øtèC Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouröãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# 3 n<Î)ur «!$# èpt7É)»tã ÍqãBW{$# ÇËËÈ
“dan
barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
kokoh.” (lukman:22).
Al-‘urwatul-wutsqa adalah la ilaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu lillah atau patuh kepada allah
dengan ikhlas kepada-nya.
5.
Shidq (jujur)
Yaitu mengucapkan
kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya. Jika lisannya mengucapkan, tetapi
hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta. Allah berfirman :
z`ÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB ãAqà)t $¨YtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$$Î/ur ÌÅzFy$# $tBur Nèd tûüÏYÏB÷sßJÎ/ ÇÑÈ cqããÏ»sä ©!$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä $tBur cqããyøs HwÎ) öNßg|¡àÿRr& $tBur tbráãèô±o ÇÒÈ Îû NÎgÎ/qè=è% ÖÚz£D ãNèdy#tsù ª!$# $ZÊttB ( óOßgs9ur ë>#xtã 7OÏ9r& $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç/Éõ3t ÇÊÉÈ
“di
antara manusia ada yang mengatakan,’kami beriman kepada allah dan hari
kemudian’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang – orang yang beriman,
mereka hendak menipu allah dan orang – orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati
mereka ada penyakit, lalu ditambah allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
(al-baqarah;8-10).
6.
ikhlas
yaitu membersihkan amal
dari segala debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena tamak
terhadap dunia, riya’, atau sum’ah.
7.
Mahabbah (kecintaan)
Maksudnya mencintai
kalimat ini beserta isinya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya.
Allah berfirman :
ÆÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB äÏGt `ÏB Èbrß «!$# #Y#yRr& öNåktXq6Ïtä Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur (#þqãZtB#uä x©r& ${6ãm °! 3 öqs9ur tt tûïÏ%©!$# (#þqãKn=sß øÎ) tb÷rtt z>#xyèø9$# ¨br& no§qà)ø9$# ¬! $YèÏJy_ ¨br&ur ©!$# ßÏx© É>#xyèø9$# ÇÊÏÎÈ
“dan
diantara manusia ada orang – orang yang menyembah tandingan – tandingan selain
allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai allah. Adapun orang –
orang yang beriman amat sangat cintanya kepada allah.”
(al-baqarah : 165).
Ahli la ilaha illallah mencintai allah dengan
cinta yang tulus bersih, sedangkan ahli syirik mencintai allah dan mencintai
yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan la ilaha illallah.
b.
Syarat syahadat muhammadur
rasulullah
1. Mengakui kerasulannya dan menyakininya
di dalam hati.
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan
lisan.
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran
kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah
dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan
dari hal – hal yang gaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada
dirinya sendiri, harta, anak. Orang tua serta seluruh umat manusia.
1. Mendahulukan sabdanya atas segala
pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.[1]
1.
Hakikat dan Dampak Serta Konskuensi syahadatain
Iqrar
la ilaha illallah tidak akan dapat
diwujudkan secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh
rasulullah saw. Oleh sebab itu iqrar la
ilaha illallah harus diikuti oleh iqrar
Muhammad rasulullah. Dua iqrar itulah yang dikenal dengan dua kalimat
syahadat (syahadatain) .
Iqrar la ilaha illallah dan Muhammad rasulullah bila dipahami secara
benar tentu akan memberikan dampak positif yang besar kepada setiap pribadi
muslim yang antara lain dapat diukur dari dua sikap yang dilahirkan yaitu cinta
dan ridha (al-mahabbah war ridha)
kepada allah dan rasulnya.
Seorang muslim yang
mengikrarkan dua kalimat syahadat akan memberikan cinta yang pertama dan utama
sekali kepada allah swt, kemudian kepada rasulullah saw dan jihad fi sabilillah. Dia harus menempatkan
cinta kepada anak-anak,
suami atau istri, saudara – saudara, anak keturunan, harta benda, pangkat dan
lain – lain sebagainya (yang oleh dicintainya) di bawah cinta yang utama.
Perhatikan firman allah swt berikut ini :
ö@è% bÎ) tb%x. öNä.ät!$t/#uä öNà2ät!$oYö/r&ur öNä3çRºuq÷zÎ)ur ö/ä3ã_ºurør&ur óOä3è?uϱtãur îAºuqøBr&ur $ydqßJçGøùutIø%$# ×ot»pgÏBur tböqt±ørB $ydy$|¡x. ß`Å3»|¡tBur !$ygtRöq|Êös? ¡=ymr& Nà6øs9Î) ÆÏiB «!$# ¾Ï&Î!qßuur 7$ygÅ_ur Îû ¾Ï&Î#Î7y (#qÝÁ/utIsù 4Ó®Lym ÎAù't ª!$# ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 ª!$#ur w Ïöku tPöqs)ø9$# úüÉ)Å¡»xÿø9$# ÇËÍÈ
“katakanlah: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada allah dan rasulnya dari berjihad di
jalannya, maka tunggulah sampai allah mendatangkan keputusannya.” Dan allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang
fasiq.” (at-taubah 9:24).
Berdasarkan ayat di
atas Abdullah nasih ‘ulwan membagi cinta (al-mahabbah)
kepada tiga tingkatan :
1.
Al-mahabbatul ula,
yaitu mencintai allah, rasulnya dan jihad fisabilillah.
2.
Al-mahabbatul wustha,
yaitu mencintai segala sesuatu yang boleh dicintai oleh allah dan rasulnya
dengan cara yang diizinkannya, sperti cinta kepada anak-anak, ibu-bapa, suami atau istri,
karib kerabat, harta benda dan lain-lain
sebagainya.
3.
Al-mahabbatul adna,
yaitu mencintai anak-anak,
ibu-bapa, suami atau istri,
karib kerabat, harta benda dan lain sebagainya melebihi cinta kepada allah,
rasulnya dan jihad fi sabilillah.
Di
samping cinta, seorang muslim yang mengiqrarkan dua kalimat syahadah dia juga akan memilki sikap ridha di dalam dirinya. Ridha terhadap
allah dan rasulnya, ridha dengan segala keputusan allah dan rasulnya. Ridha
lahir batin, tanpa ada sedikit pun rasa tidak puas di hatinya.
Cinta dan ridha itu
diwujudkan dengan taat kepada allah dan rasulnya :
ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq7Åsè? ©!$# ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósã ª!$# öÏÿøótur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRè 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÊÈ
“katakanlah
:”jika kamu benar-benar mencintai allah, ikutilah aku, niscaya allah mencintai
dan mengampuni dosamu” allah maha pengampun lagi maha penyayang.”
(ali-imran 3:31).
Sebagai
dampak dari syahadatain, ada tiga
unsur pokok yang dimilki manusia : hati, akal, dan jasad, akan mendapatkan shibgah (celupan, identitas) allah.
Allah berfirman :
sptóö7Ϲ «!$# ( ô`tBur ß`|¡ômr& ÆÏB «!$# Zptóö7Ϲ ( ß`øtwUur ¼ã&s! tbrßÎ7»tã ÇÊÌÑÈ
“shinghah
allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada allah? Dan hanya
kepadanyalah kami menyembah.” (al-baqarah
2:138).[2]
a. Konsekuensi syahadat la ilaha illallah
Yaitu meninggalkan
ibadah kepada selain allah dari segala macam yang dipertuhankan sebagai
keharusan dari peniadaan kalimat la ilaha
(tidak ada tuhan yang berhak disembah). Dan beribadah kepada allah semata
tanpa syirik sedikit pun. Sebagai keharusan dari penetapan kalimat illallah (kecuali allah).
[2] Yunahar
ilyas, kuliah aqidah islam, (Yogyakarta,
lembaga pengkajian dan pengamalan islam, 1998), hal.30-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar