Jumat, 08 Desember 2017

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata kuliah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
                                                                                                             
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQoMTmwM3wxUqmL1KM9qstm9xiA1CaukEC5ivglRbmNJtCHdvpD


Disusun Oleh : Kelompok 2
Alfadilatu ahmad      2014.1839



Dosen Pembimbing :
Isnando Tamrin, MA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT

2015 M/1436 H

PENDAHULUAN
           

Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu harus dapat menuntaskannya.  Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.

Konsep-konsep dasar tentang perkembangan manusia berlaku juga pada individu yang disebut remaja. Banyak pakar yag merumuskan pengertian perkembangan yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat kualitatif. Sama halnya dengan konsep perkembangan, maka pertumbuhanpun dibahas oleh banyak pakar.


Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.

Dalam hal ini maka pemakalah akan mencoba menguraikan tentang konsep dasar perkembangan, yaitu :

a.       Pengeertan dan Ciri-ciri Perkembangan
b.      Prinsip-prinsip Perkembangan
c.       Fase-fase Perkembangan






           
           
           
           
           
           
           








PEMBAHASAN

A.    Pengeertan dan Ciri-ciri Perkembangan

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perbahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”. Pengertiian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau kematangannya (maturation) yang berlansung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.[1]

      Bijou dan baer (gunarsa, 1997) mengemukakan bahwa perkembangan adalah perubahan progresif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku dan interaksinya dengan lingkungan yang terjadi sepanjang waktu sejak konsepsi sampai dengan meninggal dunia, perumusan bijou dan baer ini mempunyai ini mempunyai orientasi behavioristik, selanjutnya dijelaskan beberapa rangsan (stimulus) yang sampai pada anak dan mempengaruhi perkembangannya, yaitu :

1.      Fisik

2.      Kimiawi

3.      Organismik

4.      sosial[2]

      Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1.      Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan psikis

2.      Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik dan psikis

3.      Lenyapnya tanda-tanda yang lama tanda-tanda fisik dan psikis

4.      Diperolehnya tanda-tanda yang baru tanda-tanda fisik dan psikis


B.     Prinsip-prinsip Perkembangan

1.      Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( never ending process )

Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlansung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.

2.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Karena terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemunduran dalam perkembangan spek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

3.      Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.

      Sementara itu yelon dan weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan itu sebagaii berikut.
TABEL
Arah Tahapan Perkembangan Anak

TAHAP PERKEMBANGAN
JENIS PERKEMBANGAN
Usia 4 - 16 minggu
Bayi dapat menguasai 12 macam otot ocula motornya.
Usia 16 – 28 minggu
Bayi dapat menguasai otot-otot yang menyanggah kepalanya dan menggerakkan tagannya. Ia mulai dapat meraih benda-benda.
Usia 28 – 40 minggu
Ia dapat menguasai badan dan tangannya. Ia mulai dapat duduk, menangkap, dan mempermainkan benda-benda.
Tahun kedua
Anak sudah pandai berjalan dan berlari, dapat menggunakan kata-kata dan mengenal identitasnya (seperti namanya).
Tahun ketiga
Anak dapat berbicara dalam kalimat dan menggunakan kata-kata sebagai lat berpikir.
Tahun keempat
Anak mulai banyak bertanya dan dapat berdiri sendiri.
Tahun kelima
Anak telah matang dalam menguasai gerak-gerik motorisnya. Ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih panjang, lebih suka bermain berkawan


a.       Cephalocaudal & proximal-distal.

b.      Struktur mendahului fungsi

c.       Perkembangan itu berdiferensiasi

d.      Perkembangan itu berlansung dari konkret ke abstrak.

e.       Perkembangan itu berlansung dari egosentrisme ke perspektivisme.

f.       Perkembangan itu berlansung dari “outter control to inner control”


4.      Perkmbangan terjadi pada tempo yang berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya dapat terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda ( ada yang cepat dan ada yang lambat ).

5.      Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :
a.       Sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.
b.      Pada usia tiga saampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial ( belajar bergaul dengan orang lain ).

6.      Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidup yang normal dan berusia panjang, setiap individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.

C.    Fase-fase Perkembangan

1.      Pengertian dan kriteria menentukan fase perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodisasi perkembangan ini, para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat itu secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.[3]

a.      Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis

Sekolompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu.

b.      Tahap perkembangan berdasarkan didaktis

Dasar didaktis atau intruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan :
1.      Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu ?
2.      Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada anak didik pada masa-masa tertentu ?
3.      Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau intruksional.


c.       Tahap perkembangan berdasarkan psikologis

Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya. Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umunya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncangan itu evolusi berubah menjadi revolusi.[4]


2.      Kriteria penahapan perkembangan

Dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar (pendidikan), pentahapan perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat selektif, maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk menerima dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu dapat digambarkan melewati fase-fase berikut.

TABEL
Fase-fase Perkembangan Individu

TAHAP PERKEMBANGAN
USIA
Masa usia pra sekolah
0 – 6 th
Masa usia sekolah dasar
6 – 12 th
Masa usia sekolah menengah
12 – 18 th
Masa usia mahasiswa
18 – 25 th


a.      Masa usia prasekolah

Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi menjadi dua masa, yaitu masa vital dan masa estetik.

1.      Masa vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Anak memasukan apa saja yang dijumpai kedalam mulutnya itu, tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama, tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi (penelitian) dan belajar

2.      Masa estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca indranya. Kegiatan ekploitasi dan belajar anak juga terutama menggunakan panca indranya. Pada masa ini, indra masih peka, karena itu montessori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca indranya.

b.      Masa usia sekolah dasar

Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih muda dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.

Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut poeral . berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral ini dapat diringkas dalam dua hal, yaitu :
           
a.       Ditujukan untuk berkuasa
b.      ekstraversi

c.       Masa usia sekolah menengah

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut.

1.      Masa praremaja (remaja awal)

2.      Masa remaja (remaja madya)

3.      Masa remaja akhir


d.      Masa usia kemahasiswaan

Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18 sampai 25 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada masa mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.[5]






KESIMPULAN


A.    Pengeertan dan Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perbahan yang progresif dan kontinyuu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.


B.     Prinsip-prinsip Perkembangan

1.      Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( never ending process )

2.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

3.      Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu

4.      Perkmbangan terjadi pada tempo yang berlainan

5.      Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

6.      Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan


C.     Fase-fase Perkembangan

1.      Pengertian dan kriteria menentukan fase perkembangan

a.       Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis

b.      Tahap perkembangan berdasarkan didaktis

c.       Tahap perkembangan berdasarkan psikologis

2.      Kriteria penahapan perkembangan

a.       Masa usia prasekolah

b.      Masa usia sekolah dasar

c.       Masa usia sekolah menengah

d.      Masa usia kemahasiswaan


DAFTAR PUSTAKA


Yusuf, syamsu, 2010, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK & REMAJA, Bandung, Remaja Rosda Karya

Christiana hari, soetjiningsih, 2012. PERKEMBANGAN ANAK, Jakarta, Prenada media group.

Agoes, soejanto. 2005. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta, Rineka cipta

Abu, ahmadi. Sholeh, munawar. 2005. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta, Rineka cipta

  



[1] Syamsu yusuf,  PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK & REMAJA,  (Bandung  : Remaja Rosda Karya, 2010), hal.15
[2] Christiana hari soetjinningsih,  PERKEMBANGAN ANAK,  (Jakarta  : Prenada media group, 2012), hal.4
[3]Agoes soejanto,  PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ,  (Jakarta  : Rineka cipta, 2005), hal.169
[4]Abu ahmadi, munawar sholeh,  PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ,  (Jakarta  : Rineka cipta, 2005), hal.28
[5] Syamsu yusuf,  PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK & REMAJA,  (Bandung  : Remaja Rosda Karya, 2010), hal.27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar