KONSEP DASAR PERKEMBANGAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur pada mata
kuliah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Disusun Oleh : Kelompok 2
Alfadilatu ahmad 2014.1839
Dosen Pembimbing :
Isnando Tamrin, MA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU
AL-QUR’AN
STAIPIQ SUMATERA BARAT
2015 M/1436 H
PENDAHULUAN
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase
usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut,
terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu harus dapat
menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu
meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada
periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode
perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan
ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut
memiliki perkembangan yang sempurna.
Konsep-konsep dasar tentang perkembangan manusia
berlaku juga pada individu yang disebut remaja. Banyak pakar yag merumuskan
pengertian perkembangan yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang
bersifat kualitatif. Sama halnya dengan konsep perkembangan, maka
pertumbuhanpun dibahas oleh banyak pakar.
Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui
konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta
didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Dalam hal ini maka pemakalah akan
mencoba menguraikan tentang konsep dasar perkembangan, yaitu :
a.
Pengeertan dan Ciri-ciri Perkembangan
b.
Prinsip-prinsip Perkembangan
c.
Fase-fase Perkembangan
PEMBAHASAN
A.
Pengeertan dan Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perbahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.
Pengertiian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau kematangannya
(maturation) yang berlansung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan,
baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.[1]
Bijou dan baer (gunarsa, 1997)
mengemukakan bahwa perkembangan adalah perubahan progresif yang menunjukan cara
organisme bertingkah laku dan interaksinya dengan lingkungan yang terjadi
sepanjang waktu sejak konsepsi sampai dengan meninggal dunia, perumusan bijou
dan baer ini mempunyai ini mempunyai orientasi behavioristik, selanjutnya
dijelaskan beberapa rangsan (stimulus) yang sampai pada anak dan mempengaruhi
perkembangannya, yaitu :
1.
Fisik
2.
Kimiawi
3.
Organismik
Perkembangan itu secara umum mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan psikis
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik dan psikis
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lama tanda-tanda fisik dan psikis
4.
Diperolehnya tanda-tanda yang baru tanda-tanda fisik dan psikis
B.
Prinsip-prinsip Perkembangan
1.
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah
berhenti ( never ending process )
Manusia secara terus menerus berkembang atau
berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan
berlansung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan
atau masa tua.
2.
Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi,
intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Karena
terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila
seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering
sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemunduran dalam perkembangan spek
lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan
emosional.
3.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola
atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari
tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih
dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu
berlari atau meloncat.
Sementara
itu yelon dan weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan
itu sebagaii berikut.
TABEL
Arah Tahapan Perkembangan Anak
|
TAHAP PERKEMBANGAN
|
JENIS PERKEMBANGAN
|
|
Usia 4 - 16 minggu
|
Bayi dapat menguasai 12
macam otot ocula motornya.
|
|
Usia 16 – 28 minggu
|
Bayi dapat menguasai
otot-otot yang menyanggah kepalanya dan menggerakkan tagannya. Ia mulai dapat
meraih benda-benda.
|
|
Usia 28 – 40 minggu
|
Ia dapat menguasai
badan dan tangannya. Ia mulai dapat duduk, menangkap, dan mempermainkan
benda-benda.
|
|
Tahun kedua
|
Anak sudah pandai
berjalan dan berlari, dapat menggunakan kata-kata dan mengenal identitasnya
(seperti namanya).
|
|
Tahun ketiga
|
Anak dapat berbicara
dalam kalimat dan menggunakan kata-kata sebagai lat berpikir.
|
|
Tahun keempat
|
Anak mulai banyak
bertanya dan dapat berdiri sendiri.
|
|
Tahun kelima
|
Anak telah matang dalam
menguasai gerak-gerik motorisnya. Ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih
panjang, lebih suka bermain berkawan
|
a.
Cephalocaudal & proximal-distal.
b.
Struktur mendahului fungsi
c.
Perkembangan itu berdiferensiasi
d.
Perkembangan itu berlansung dari konkret ke abstrak.
e.
Perkembangan itu berlansung dari egosentrisme ke perspektivisme.
f.
Perkembangan itu berlansung dari “outter control to inner control”
4.
Perkmbangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai
kematangannya dapat terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda ( ada yang cepat
dan ada yang lambat ).
5.
Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai
berikut :
a.
Sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya,
menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.
b.
Pada usia tiga saampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial ( belajar bergaul dengan orang lain ).
6.
Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase
perkembangan
Prinsip ini berarti
bahwa dalam menjalani hidup yang normal dan berusia panjang, setiap individu
akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
dewasa, dan masa tua.
C.
Fase-fase Perkembangan
1.
Pengertian dan kriteria menentukan fase
perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan
atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri
khusus atau pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau
periodisasi perkembangan ini, para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat itu
secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan
analisis biologis, didaktis, dan psikologis.[3]
a.
Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis
Sekolompok ahli menentukan pembabakan itu
berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu.
b.
Tahap perkembangan berdasarkan didaktis
Dasar didaktis atau intruksional yang dipergunakan
oleh para ahli ada beberapa kemungkinan :
1.
Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu ?
2.
Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada anak
didik pada masa-masa tertentu ?
3.
Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. Yang dapat digolongkan ke
dalam penahapan berdasarkan didaktis atau intruksional.
c.
Tahap perkembangan berdasarkan psikologis
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis
sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari
pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya
dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain
dalam perkembangannya. Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam
perkembangan, pada umunya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila
perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa
kegoncangan itu evolusi berubah menjadi revolusi.[4]
2.
Kriteria penahapan perkembangan
Dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar
(pendidikan), pentahapan perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat
selektif, maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas
untuk menerima dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan
pendirian tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan
itu dapat digambarkan melewati fase-fase berikut.
TABEL
Fase-fase Perkembangan Individu
|
TAHAP PERKEMBANGAN
|
USIA
|
|
Masa usia pra sekolah
|
0 – 6 th
|
|
Masa usia sekolah dasar
|
6 – 12 th
|
|
Masa usia sekolah
menengah
|
12 – 18 th
|
|
Masa usia mahasiswa
|
18 – 25 th
|
a.
Masa usia prasekolah
Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi
menjadi dua masa, yaitu masa vital dan masa estetik.
1.
Masa vital
Pada masa ini,
individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam
dunianya. Untuk masa belajar, freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan
individu itu sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber
kenikmatan dan ketidaknikmatan. Anak memasukan apa saja yang dijumpai kedalam
mulutnya itu, tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama, tetapi
karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi (penelitian)
dan belajar
2.
Masa estetik
Pada masa ini
dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetik disini dalam
arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca
indranya. Kegiatan ekploitasi dan belajar anak juga terutama menggunakan panca
indranya. Pada masa ini, indra masih peka, karena itu montessori menciptakan
bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca indranya.
b.
Masa usia sekolah dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai
masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya
anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena
kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7
tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa
keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih muda dididik dari
pada masa sebelum dan sesudahnya.
Masa keserasian
bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut poeral .
berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral
ini dapat diringkas dalam dua hal, yaitu :
a.
Ditujukan untuk berkuasa
b.
ekstraversi
c.
Masa usia sekolah menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa
remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena
sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu
dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa
masa, yaitu sebagai berikut.
1.
Masa praremaja (remaja awal)
2.
Masa remaja (remaja madya)
3.
Masa remaja akhir
d.
Masa usia kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa
sebenarnya berumur sekitar 18 sampai 25 tahun. Mereka dapat digolongkan pada
masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi
perkembangan, tugas perkembangan pada masa mahasiswa ini ialah pemantapan
pendirian hidup.[5]
KESIMPULAN
A.
Pengeertan dan Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan
dapat diartikan sebagai “perbahan yang progresif dan kontinyuu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.
B.
Prinsip-prinsip Perkembangan
1.
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( never ending
process )
2.
Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
3.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
4.
Perkmbangan terjadi pada tempo yang berlainan
5.
Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
6.
Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan
C.
Fase-fase Perkembangan
1.
Pengertian dan kriteria menentukan fase perkembangan
a.
Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis
b.
Tahap perkembangan berdasarkan didaktis
c.
Tahap perkembangan berdasarkan psikologis
2.
Kriteria penahapan perkembangan
a.
Masa usia prasekolah
b.
Masa usia sekolah dasar
c.
Masa usia sekolah menengah
d.
Masa usia kemahasiswaan
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, syamsu, 2010, PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN ANAK & REMAJA, Bandung, Remaja Rosda Karya
Christiana hari, soetjiningsih, 2012. PERKEMBANGAN
ANAK, Jakarta, Prenada media
group.
Agoes, soejanto. 2005. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta, Rineka cipta
Abu, ahmadi. Sholeh, munawar.
2005. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta, Rineka cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar